Senin, 15 November 2010

Tugas Jurnal Evaluasi Kinerja Oleh Aminoto

TUGAS EVALUASI KINERJA
SEKOLAH


Dibuat dalam rangka tugas Take Home






DISUSUN


NAMA : AMINOTO
NIM : 10251002 D






KONSENTRASI : MANAJEMEN PENDIDIKAN
MATA KULIAH : EVALUASI KINERJA SEKOLAH
DOSEN PEMBIMBING : DR.ADHRIE FRANS ASSA,MBA,MM












PASCA SARJANA MEGISTER MANAJEMEN ANGKATAN XV
UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG
TAHUN 2010


Konsep Evaluasi Kinerja


Abstrak

Evaluasi atau penilaian adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data sebagai bahan dalam rangka pengambilan keputusan. Dengan demikian dalam setiap kegiatan penilaian ujungnya adalah pengambilan keputusan.
Kinerja berarti berarti apa yang dilakukan atau yang tidak dilakukan oleh karyawan (Rbobert L. Mathis: 2006:377). Sedangkan menurut Mangkunegara (2001:67) mengatakan bahwa pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang di capai seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jwab yang diberikan kepadanya, sehingga kinerja adalah hasil dari suatu pekerjaan yang dapat diukur secara kuantitatif dengan menggunakan alat ukur tertentu.
Pengertian evaluasi kerja menurut Dessler G (1997:321) diarrtikan sebagai suatu proses penetapan standar kinerja, penilaian kinerja aktual dan memberi umpan balik kepada karyawan dengan tujuan memotivasi karyawan agar tidak merosot kinerjanya atau berkinerja tinggi.
Pengertian penilaian kinerja lebih sederhana dikemukakan oleh Fisher, Schoenfeldt dan Shaw dalam Sukmalana (2005:39) yaitu suatu proses dimana kontribusi karyawan terhadap organisasi dinilai dalam suatu periode tertentu.
Cascio (1991:73) menyatakan bahwa evaluasi kinerja adalah suatu gambaran yang sistematis tentang kebaikan dan kelemahan dari perkerjaan individu atau kelompok.
Selain itu juga konsep evaluasi kinerja meliputi evaluasi kenerja masa depan dan evaluasi kenerja massa lalu:
Metode penilaian berorientasi masa depan meliputi :
1. Penilaian oleh diri sendiri (self appraisal)
2. Penilaian psikoligis
3. Pendekatan manajemen berdasarkan sasaran (management by objective)
4. Teknik pusat penelitian (assessment centre)
Beberapa metode penilaian yang tergolong metode penilaian berorientasi masa lalu adalah sebagai berikut :
1. Metode skala peringkat (rating scales)
2. Metode checklist
3. Metode pilihan terarah
4. Metode insiden kritikal (critical incident)
5. Metode skala peringkat
6. Metode evaluasi lapangan
7. Metode tes dan observasi
8. Metode pendekatan komparatif
Dalam makalah ini membehas bagaimana mekanisme konsep evaluasi kinerja serta metode penilaian berorientasi masa depan dan metode penilaian berorientasi masa lalu.



I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen sumber daya manusia secara sederhana didefinisikan sebagai mengelola sumber daya manusia. Manajemen sumber daya manusia merupakan satu gerakan pengakuan terhadap pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang potensial, yang perlu dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu memberikan kontribusi yang yang maksimal bagi organisasi dan bagi pengembangan dirinya. Tugas MSDM berkisar pada upaya mengelola unsur manusia dengan segala potensi yang dimilikinya seefektif mungkin sehingga dapat diperoleh sumber daya manusia yang puas (satisfied) dan memuaskan (satisfactory) bagi organisasi. MSDM merupakan bagian dari manajemen umumnya yang memfokuskan diri pada unsur sumber daya manusia. Perhatian ini mencakup fungsi manajerial, operasional, dan peran serta kedudukan sumber daya manusia dalam pencapaian tujuan organisasi. .
Lingkup MSDM meliputi seluruh aktivitas yang berhubungan dengan sumber daya manusia dalam organisasi, seperti yang dinyatakan oleh Russel dan Bernardin bahwa aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan MSDM secara umum mencakup (1) rancangan organisasi; (2) staffing; (3) sistem reward; (4) manajemen kinerja; (5) pengembangan pekerja dan organisasi; (6) komunikasi dan hubungan masyarakat sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 2.1 berikut (Gomes, 2006).
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini membehas bagaimana mekanisme konsep evaluasi kinerja serta metode penilaian berorientasi masa depan dan metode penilaian berorientasi masa lalu






II. PEMBAHSAN
A. Konsep Evaluasi Kinerja
Evaluasi atau penilaian adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data sebagai bahan dalam rangka pengambilan keputusan. Dengan demikian dalam setiap kegiatan penilaian ujungnya adalah pengambilan keputusan. Berbeda dengan penelitian yang berujung pada pemecahan masalah. Penilaian kinerja merupakan sistem formal yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja pegawai atau karyawan secara periodik yang ditentukan oleh organisasi. Hasilnya dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka pengembangan pegawai, pemberian reward, perencanaan pegawai, pemberian konpensasi dan motivasi. Setiap pegawai di lingkungan organisasi mana pun sudah tentu memiliki tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya sesuai dengan deskripsi tugas yang diberikan pimpinan organisasi.
Kinerja berarti berarti apa yang dilakukan atau yang tidak dilakukan oleh karyawan (Rbobert L. Mathis: 2006:377). Sedangkan menurut Mangkunegara (2001:67) mengatakan bahwa pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang di capai seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jwab yang diberikan kepadanya, sehingga kinerja adalah hasil dari suatu pekerjaan yang dapat diukur secara kuantitatif dengan menggunakan alat ukur tertentu.
Menurut Bernardin dan Russel seperti yang dikutif oleh Achmad S. Ruky (2001) kinerja atau prestasi kerja adalah catatan tenteng hasil-hasil yang diproleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun kurun waktu tertentu
Pengertian kinerja adalah hasil dari prestasi kerja yang telah dicapai seorang karyawan sesuai dengan fungsi tugasnya pada periode tertentu (Bernadin & Russell, 1993 : 379).
Kinerja adalah hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.(Rivai & Basri, 2004: 14 ).
Pengertian evaluasi kinerja lebih sederhana dikemukakan oleh Fisher, Schoenfeldt dan Shaw dalam Sukmalana (2005:39) yaitu suatu proses dimana kontribusi karyawan terhadap organisasi dinilai dalam suatu periode tertentu.
Pengertian evaluasi kerja menurut Dessler G (1997:321) diarrtikan sebagai suatu proses penetapan standar kinerja, penilaian kinerja aktual dan memberi umpan balik kepada karyawan dengan tujuan memotivasi karyawan agar tidak merosot kinerjanya atau berkinerja tinggi.
Pengertian penilaian kinerja lebih sederhana dikemukakan oleh Fisher, Schoenfeldt dan Shaw dalam Sukmalana (2005:39) yaitu suatu proses dimana kontribusi karyawan terhadap organisasi dinilai dalam suatu periode tertentu.
Cascio (1991:73) menyatakan bahwa evaluasi kinerja adalah suatu gambaran yang sistematis tentang kebaikan dan kelemahan dari perkerjaan individu atau kelompok. Meskipunada diantara masalah teknis (seperti pemilihan format) dan masalah manusianya itu sendiri (seperti resistensi penilai, dan adanya hambatan hubungan antar individu), yang kesemuanya itu tidak akan dapat teratasi oleh penilaian kinerja.
Selain itu evaluasi prestasi kerja atau penilaia kinerja ialah sebuah penilaian sistematis terhadap karyawan oleh atasannya atau beberapa ahli lainnya yang paham akan pelaksanaan pekerjaan oleh karyawan atau jabatan itu (Joseph Tiffin, dalam Manullang, 1981 : 118).
Menurut Henry Simamora (2001 : 415) evaluasi prestasi kerja atau penilaian kinerja ialah suatu alat yang berfaedah tidak hanya untuk mengevaluasi kerja dari para karyawan, tetapi juga untuk mengembangkan dan memotivasi kalangan karyawan. Pendapat yang tidak jauh berbeda mengatakan bahwa penilaian prestasi kerja adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja atau kinerja karyawan, kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka (Handoko, 1994 : 135).
Apabila dikaitkan dengan performance sebagai kata benda (noun), maka pengertian performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral dan etika. (Rivai & Basri, 2004:16).
Selain itu ada beberapa pengertian lain tentang penilaian kinerja yaitu:
1. Suatu sistem formal dan terstruktur yang mengukur, menilai, dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku, dan hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran. Fokusnya adalah untuk mengetahui seberapa produktif seorang karyawan dan apakah ia bisa berkinerja sama atau lebih efektif pada masa yang akan datang, sehingga karyawan, organisasi, dan masyarakat semuanya memperoleh manfaat. (Schuler & Jackson, 1996:3)
2. Pencapaian tujuan yang telah ditetapkan merupakan salah satu tolak ukur kerja individu. Menurut Robbins (1996) yang dikutip oleh Rivai dan Basri dalam bukunya yang berjudul performance apprasial, pada halaman 15 menyatakan bahwa ada tiga kriteria dalam melakukan penilaian kinerja individu yaitu:
(a) tugas individu, (b) perilaku individu, (c) dan ciri individu.
3. Dari beberapa pengertian kinerja di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah suatu prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya, sesuai dengan standar kriteria yang ditetapkan dalam pekerjaan itu. Prestasi yang dicapai ini akan menghasilkan suatu kepuasan kerja yang nantinya akan berpengaruh pada tingkat imbalan.
Suatu kinerja individu dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan. Kinerja individu sendiri dipengaruhi oleh kepuasan kerja Kepuasan kerja itu sendiri adalah perasaan individu terhadap pekerjaannya. Perasaan ini berupa suatu hasil penilaian mengenai seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan mampu memuaskan kebutuhannya. Dalam hal ini dibutuhkan suatu evaluasi, yang kemudian dikenal dengan penilaian kinerja.
Evaluasi kinerja merupakan metode mengevaluasi dan menghargai kinerja yang paling umum digunakan. Dalam penilaian kinerja melibatkan komunikasi dua arah yaitu antara pengirim pesan dengan penerima pesan sehingga komunikasi dapat berjalan dengan baik. Penilaian kinerja dilakukan untuk memberi tahu karyawan apa yang diharapkan pengawas untuk membangun pemahaman yang lebih baik satu sama lain. Penilaian kinerja menitikberatkan pada penilaian sebagai suatu proses pengukuran sejauh mana kerja dari orang atau sekelompok orang dapat bermanfaat untuk mencapai tujuan yang ada.
Menurut Wibowo (2008 : 179) ada enan metode evaluasi kinerja karyawan yakni:
1. Rating Scale, evaluasi hanya didasarkan pada pendapat penilai yang membandingkan hasil pekerjaan karyawan dengan kriteria yang dianggap penting bagi pelaksana kerja.
2. Checklist, yang dimaksud dengan metode ini adalah untuk mengurangi beban penilai. Penilai tinggal memilih kalimat-kalimat atau kata-kata yang menggambarkan kinerja karyawan. Penilai biasanya atasan langsung. Pemberian bobot sehingga dapat diskor. Metode ini bias memberikan gambaran prestasi kerja secara akurat, bila daftar penilaian berisi item-item yang memadai.
3. Metode pristiwa kritis (critical incident method), penilaian yang berdasarkan catatan-catatan penilai yang menggambarkan prilaku karyawan sangat baik atau tidak baik dalam kaitannya dengan pelaksanaan kerja. Catatan-catatan ini disebut pristiwa kritis. Metode ini sangat berguna dalam memberikan umpan balik kepada karyawan dan mengurangi kesalahan kesan terakhir.
4. Metode Peninjauan lapangan (fild reviw method), seorang ahli departemen lapangan dan membantu para penyelia dalam penilaian mereka. Spesialis personalia mendapatkan informasi khusus dari atasan langsung terhadap kinerja karyawan. Kemudian ahli itu mempersiapkan evaluasi atas dasarninformasi tersebut. Informasi dikirim kepada penyelia untuk di reviw, perubahan persetujuan dan perubahan karyawan yang dinilai. Spesialis personalia bisa mencatat penilaian pada tipe pormulir penilaian apapun yang digunakan perusahaan.
5. Tes dan obsevasi prestasi kerja, bila jumlah pekerja terbatas, penilaian prestasi kerja bisa didasarkan pada tes pengetahuan dan keterampilan. Tes mungkin tertulis atau peragaan keterampilan.ar berguna tes harus reliable dan valid. Metode evaluasi kelompok ada tiga : ranking, grading, point allocation method.
6. Method ranking, penilaian membandingkan satu dengan karyawan lain siapa yang paling baik dan menempatkan karyawan dalam urutan terbaik sampai tertidak baik. Kelemahan metode ini kesulitan untuk menentukan faktor-faktor pembanding, subyek kesalahan kesan terakhir dan halo effect, kebaikannya menyangkut kemudahan administrasi dan penjelasanya. Grading, metode penilaian ini memisah-misahkan atau menyortir para karyawan dalam berbagai klasifikasi yang berbeda, biasanya suatu proporsi tertentu harus diletakan pada setiap kategori. Point location, merupakan bentuk lain dari grading penilaian diberikan sejumlah nilai total dialokasikan di antara para karyawan dalam kelompok. Para karyawan diberi nilai lebih besar dari pada para karyawan dengan kinerja lebih tidak baik. Kebaikan dari metode ini, penilai dapat mengevaluasi perbedaan relatif diantara para karyawan, meskipun kelemahan-kelemahan efek halo (halo effect) dan bias kesan terakhir masih ada.
B. Metode penilaian berorientasi masa depan meliputi :
1. Penilaian oleh diri sendiri (self appraisal)
Penilaian diri sendiri (self appraisal) adalah penilaian yang dilakukan oleh karyawan sendiri dengan harapan karyawan tersebut dapat lebih mengenal kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dirinya sehingga mampu mengidentifikasi aspek-aspek perilaku kerja yang perlu diperbaiki pada masa yang akan datang. Metode ini disebut pendekatan masa depan sebab karyawan akan memperbaiki diri sendiri dalam rangka melakukan tugas-tugas untuk masa yang akan datang dengan lebih baik.
Ada beberapa alasan untuk penggunaan penilaian diri sendiri (self appraisal) ini, yaitu :
a. Dapat berpartisipasi dalam proses penilaian prestasi kerja;
b. Dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan yang dinilai sehingga dapat terjadi kompetisi yang sehat di antara karyawan dan selain itu dapat mengurangi penolakan pada saat dinilai;
c. Dapat memperbaiki diri sendiri;
d. Dapat menentukan tujuan-tujuan yang akan datang secara mandiri;
e. Melatih diri karyawan untuk menentukan dan merencanakan sendiri kariernya di masa yang akan datang.
2. Penilaian psikoligis
Beberapa perusahaan menggunakan psikolog-psikolog industri secara penuh atau sewaktu-waktu. Psikolog-psikolog industri yang digunakan melakukan penilaian potensi-potensi yang akan datang, bukan kinerja masa lalu. Penilaian ini lazimnya dengan teknik terdiri atas wawancara, tes psikologi, diskusi-diskusi dengan penyelia-penyelia. Psikolog tersebut membuat suatu tes kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, diskusi-diskusi, tes kecerdasan spiritual dan tes kepribadian, yang dilakukan melalui wawancara atau tes tertulis terutama untuk menilai potensi karyawan di masa mendatang.
3. Pendekatan manajemen berdasarkan sasaran (management by objective)
Management by Objective (MBO) yang berarti manajemen berdasarkan sasaran merupakan satu bentuk penilaian dimana karyawan dan penyelia bersama-sama menetapkan tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran pelaksanaan kerja karyawan secara individu di waktu yang akan datang.
Sasaran-sasaran yang dibuat haruslah :
a. Mengidentifikasikan hasil-hasil yang ditentukan dan langkah yang akan diambil;
b. Menetapkan batas waktu kapan sasaran akan dicapai;
c. Menentukan biaya untuk pencapaian sasaran-sasaran;
d. Mempunyai ukuran yang jelas;
e. Realistic, menantang tapi masih dapat dicapai;
f. Konsisten terhadap rencana-rencana, kebijakan dan prosedur yang berlaku diperusahaan.
MBO mulai diperkenalkan sekitar tahun 1960-an dan lebih efektif diterapkan dalam sektor swasta. Menurut Morrisey dalam Veithzal Rivai dan Sylviana Murni (1970), bila hendak diterapkan di lingkungan pemerintahan jika :
a. Banyak karyawan di peringkat staf adalah mereka yang berpikiran terbuka dan berpandangan jauh;
b. Terdapatnya eksekutif berhijrah dari sector swasta ke sector pemerintahan itu tahun 60-an dan 70-an. Mereka ini membawa pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari tempat kerja mereka dahulu; dan
c. Tekanan dari pihak swasta karena semakin banyak sector swasta ketika itu menggunakan MBO di dalam menggerakkan bisnis mereka.
Factor-faktor inilah yang menggerakkan Morrisey membuat penyesuaian MBO ke sector pemerintahan dengan menamakannya Management by Objective and Results (MOR).
Menurut Reddin dalam Veithzal Rivai dan Sylviana Murni (1971) sistem MBO ini dapat efektif jika memperhatikan dengan baik unsur-unsur berikut ini :
1. Komitmen pada program;
2. Penentuan sasaran pada tingkat puncak;
3. Sasaran individu, maksudnya penentuan tujuan setiap tingkat untuk membantu tiap para karyawan apa yang diharapkan dari mereka;
4. Peran serta aktif pada setiap tingkatan pemimpin sangat menentukan tercapai tidaknya sasaran;
5. Otonomi dalam pelaksanaan rencana, artinya setiap individu memiliki kekuasaan memilih sarana untuk mencapai sasaran;
6. Penilaian prestasi;
7. Keunggulan MBO;
8. Kelemahan MBO;
9. Proses MBO.
Bilamana dijadikan acuan untuk melihat praktek MBO di pemerintahan, khususnya pemerintah daerah, terutama setelah daerah melaksanakan otonomi daerah, menurut Iglesias dalam Veithzal Rivai dan Sylviana Murni (1976), secara umum persyaratan yang diperlukan adalah :
1. Manusia harus cukup dan baik;
2. Keuangan harus cukup dan baik;
3. Peralatan harus cukup dan baik;
4. Organisasi serta manajemen harus cukup dan baik.
Menurut Handayadiningrat dalam Veithzal Rivai dan Sylviana Murni (1996) teknik pengelolaan manajemen meliputi :
1. Organisasi dan metode;
2. Sistem perencanaan, pembuatan program dan anggaran (SIPPA);
3. Sistem manajemen informasi;
4. Operation research;
5. Analisis sistem;
6. Teknik-teknik perencanaan;
7. Teknik-teknik pengambilan keputusan;
8. Statistik;
9. Sistem kearsipan;
10. Administrasi materiil;
11. Administrasi perkantoran;
12. Ketatausahaan.
Menurut Giefold dalam Veithzal Rivai dan Sylviana Murni (1978) untuk mencapai tujuan, setiap lembaga pendidikan hendaknya merumuskan fungsi-fungsi utama, yang dijabarkan dari sasaran organisasi atau tujuan yang telah ditetapkan. Masing-masing fungsi utama dijabarkan lagi menjadi sub-fungsi – sub-fungsi. Selanjutnya masing-masing sub-fungsi dijabarkan lagi menjadi unit-unit kerja. Dan setiap unit-unit kerja dijabarkan menjadi tugas-tugas individu.
Alur proses manajemen berdasarkan sasaran (Giegold, 1978) :





tidak


ya











Drucker dan Shrode (1975 dan 1974) menyamakan berdasarkan sasaran d engan manajemen mengantrol diri sendiri. Selanjutnya, hal itu merupakan suatu keinginan bekerja dengan cara yang terbaik, sesuatu yang didasari motivasi yang kuat. Motivasi yang kuat disertai dengan keahlian atau keterampilan yang memang bias member hasil pekerjaan yang terbaik.
Ukuran untuk mengoperasikan unit-unit kerja dan ukuran untuk menilai kontribusi individu juga ditetapkan (Odiorne, 1978). Ukuran-ukuran ini disiapkan oleh pemimpin tertinggi kemudian dibahas juga dalam pertemuan penyesuaian. Kriteria untuk mengoperasikan unit/sub-unit informasi manajemen secara sistem di perguruan tinggi misalnya :
1. Data dikumpulkan secara berkala dan incidental;
2. Data harus relevan, mencukupi, baru, sesuai dengan geografis;
3. Dikumpulkan dari segenap bagian organisasi dan dari luar organisasi;
4. Diproses menjadi informasi yang tepat bagi kepentingan pemimpin pada saat dibutuhkan untuk mengambil keputusan; dan
5. Dilakukan oleh karyawan unit tersebut dengan pembagian tugas menurut kemampuan mereka masing-masing.
4. Teknik pusat penelitian (assessment centre)
Assessment center atau pusat penilaian sebagai metode lain dari evaluasi potensi mendatang, tapi pusat-pusat penilaian ini tidak bertumpu kepada ketetapan psikolog. Penilaian ini sebagai suatu bentuk penilaian pekerjaan terstandar yang bertumpu pada beragam tipe evaluasi dan beragam penilai. Pusat-pusat penilaian sebagai bentuk standar pekerja yang bertumpu pada tipe-tipe evaluasi ganda dan nilai-nilai ganda.
Assessment center ini dilaksanakan melalui serangkaian teknik penilaian dan dilakukan oleh sejumlah penilai untuk mengetahui potensi seseorang dalam melakukan tanggung jawab yang lebih besar. Dasar dari teknik ini berupa serangkaian latihan situsional di mana para calon untuk promosi, pelatihan atau program manajerial lain ikut serta selama dua atau tiga hari untuk diamati dan dinilai. Latihan ini berupa tugas manajemen yang disimulasikan dan meliputi teknik-teknik seperti bermain peran (role playing), analisis kasus, wawancara dan tes psikologis. Teknik ini bertujuan untuk :
1. Mengidentifikasi orang yang cocok untuk suatu jenis dan tingkat pekerjaan;
2. Menentukan kebutuhan pelatihan dan pengembangan; dan
3. Untuk mengidentifikasi orang yang akan dipromosikan pada jabatan tertentu.

C. METODE PENILAIAN BERORIENTASI MASA LALU
Beberapa metode penilaian yang tergolong metode penilaian berorientasi masa lalu adalah sebagai berikut :
1. Metode skala peringkat (rating scales)
Metode ini sangat populer dan banyak digunakan antara lain karena mudah mempersiapkannya, tidak sulit menggunakannya dalam arti para penilai biasanya tidak mengalami kesukaran untuk mengisinya serta dapat digunakan untuk menilai banyak pegawai sekaligus.
Cara penggunaan metode ini adalah :
a. Pada lembar penilaian terdapat kolom yang berisikan faktor-faktor yang dinilai, seperti kesetiaan, prakarsa, kerajinan, ketekunan, sikap, kerjasama, kepemimpinan, kejujuran, ketelitian, kecermatan dan kerapian.
b. Pada kolom lain dari lembar penilaian ini terdapat kategori penilaian yang diisi oleh penilai. Kategori tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk amat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang.
Kelemahan dari metode ini adalah :
a. Subyektivitas penilai;
b. Nilai yang diberikan masih dapat diinterpretasikan dengan cara yang berbeda-beda; dan
c. Factor-faktor yang dinilai belum tentu berkaitan langsung dengan tugas pekerjaan seseorang.
2. Metode checklist
Dengan metode ini bagian kepegawaian mempersiapkan formulir isian yang mengandung :
a. Nama pegawai yang dinilai;
b. Bagian di mana pegawai bekerja;
c. Nama dan jabatan penilai;
d. Tanggal penilaian dilakukan; dan
e. Factor-faktor yang dinilai dengan sorotan perhatian terutama ditujukan pada aspek-aspek kritikal dalam mengukur keberhasilan seseorang menyelesaikan tugas.
Yang membedakan metode ini dengan metode yang lainnya ialah bahwa factor-faktor yang dinilai diberi bobot tertentu. Bobot untuk berbagai factor berbeda dari satu jenis pekerjaan dengan pekerjaan yang lain.
3. Metode pilihan terarah
Metode ini mengandung serangkaian pernyataan, baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negative, tentang pegawai yang bersangkutan. Pernyataan tersebut menyangkut berbagai factor seperti kemampuan belajar, prestasi kerja, hubungan kerja dan berbagai factor lainnya yang biasanya menggambarkan sikap dan perilaku yang bersangkutan.
Dalam penggunaannya, berbagai pernyataan itu disusun “berpasangan”, seperti :
a. Kemampuan belajar dengan cepat berpasangan dengan bekerja keras.
b. Hasil pekerjaan yang memuaskan berpasangan dengan prestasi kerja yang dapat menjadi contoh bagi pekerja lain.
Berbagai pernyataan negatif yang dibuat berpasangan, misalnya :
a. Sering mangkir berpasangan dengan sering terlambat.
b. Tidak tanggap berpasangan dengan menunjukkan kecenderungan malas.
4. Metode insiden kritikal (critical incident)
Yang dimaksud “insiden kritikal” ialah peristiwa tertentu yang terjadi dalam rangkaian pelaksanaan tugas seorang pegawai yang menggambarkan perilaku pegawai yang bersangkutan, baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Agar metode ini bermanfaat bagi organisasi dan pegawai yang dinilai, penilai harus secara kontinu mencatat berbagai insiden yang terjadi.
5. Metode skala peringkat
Metode ini merupakan suatu cara penilaian prestasi kerja pegawai untuk satu kurun waktu tertentu di masa lalu dengan mengaitkan skala peringkat prestasi kerja dengan perilaku tertentu.
Penggunaan metode ini menuntut diambilnya tiga langkah, yaitu:
1) Menentukan skala peringkat penilaian prestasi kerja, misalnya sangat memuaskan, memuaskan, cukup memuaskan, kurang memuaskan, tidak memuaskan, sangat tidak memuaskan.
2) Menentukan kategori prestasi kerja seseorang untuk dikaitkan dengan skala peringkat tersebut di atas.
3) Uraian prestasi kerja sedemikian rupa sehingga kecenderungan perilaku pegawai yang dinilai terlihat dengan jelas.
6. Metode evaluasi lapangan
Penggunaan metode ini meletakkan tanggung jawab utama dalam melakukan penilaian pada para ahli penilaian yang bertugas di bagian kepegawaian. Artinya penilai itu turut ke lapangan melakukan penilaian atas prestasi kerja para pegawai. Hasil penilaian yang dilakukan kemudian disampaikan kepada dua pihak, yaitu kepala atasan langsung pegawai yang dinilai untuk diteliti, diubah atau disetujui dan kepada pegawai yang bersangkutan sendiri untuk dibicarakan, baik yang menyangkut segi-segi penilaian yang bersifat positif maupun yang negatif.
7. Metode tes dan observasi
Untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu penilaian dapat berupa tes dan observasi. Artinya, pegawai yang dinilai diuji kemampuannya, baik melalui ujian tertulis yang menyangkut berbagai hal seperti tingkat pengetahuan tentang prosedur dan mekanisme kerja yang telah ditetapkan dan harus ditaati atau melalui ujian praktek yang langsung diamati oleh penilai.
8. Metode pendekatan komparatif
Metode ini mengutamakan perbandingan prestasi kerja seorang dengan pegawai lain yang menyelenggarakan kegiatan sejenis. Perbandingan demikian dipandang bermanfaat karena lebih rasional dan efektif, khususnya dalam hal kenaikan gaji atau upah, promosi dan pemberian berbagai bentuk imbalan kepada pegawai.
Dari sekian banyak metode pendekatan komparatif, ada tiga metode yang biasa digunakan, yaitu :





















III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, evaluasi kinerja dapat dikatakan sebagai suatu sistem dan cara penilaian pencapaian hasil kerja individu pegawai, unit kerja maupun organisasi secara keseluruhan.
Tujuan dari evaluasi kinerja menurut James E. Neal Jr (2003:4-5) adalah
1. Mengidentifikasi kemampuan dan kekuatan karyawan
2) Mengindentifikasi potensi perkembangan karyawan
3) Untuk memberikan informasi bagi perkembangan karyawan
4) Untuk membuat organisasi lebih produktif
5) Untuk memberikan data bagi kompensasi karyawan yang sesuai
6) Untuk memproteksi organisasi dari tuntutan hukum perburuhan.
Dalam cakupan yang lebih umum, Payaman Simanjuntak (2005:106) menyatakan bahwa tujuan dari evaluasi kinerja adalah untuk menjamin pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan, terutama bila terjadi kelambatan atau penyimpangan.
Tujuan dari evaluasi kinerja menurut Mangkunegara (2005:10) adalah untuk :
1. Meningkatkan saling pengertian di antara karyawan tentang persyaratan kinerja
2) Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan, sehingga mereka termotivasi untuk berbuat yang lebih baik, atau sekurang-kurangnya berprestasi sama dengan prestasi yang terdahulu
3) Memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap karir atau terhadap pekerjaan yang diembannya sekarang
4) Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan, sehingga karyawan termotivasi untuk berprestasi sesuai potensinya
5) Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan pelatihan, khususnya rencana diklat, dan kemudian menyetujui rencana itu jika tidak ada hal-hal yang ingin diubah.
B. Saran-Saran
Hal lain yang juga penting diperhatikan dalam upaya menerapkan model pengukuran kinerja ini karyawan/pegawai, harus diseuaikan dengan situasi dan lingkungan kerja. Semoga makalah ini bisa lebih dikembangkan dan saya berharap agar bisa bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Drucker,Peter F.1978. The Practice of Management. New York: Harper & Brother Publisher
Giegold, William C.1978. Management by Objective. New York: Mc Grill Book Company.
Rivai,Veithzal dan Sylviana Murni,2008.Manajemen Pendidikan, Jakarta.
Siagian,Sondang P.2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara
Guion,Robert M 1965. Personnel Testing .New York: Mc Graw-Hill
International Labor Organization.1960.Job Evalution.Geneva: ILO.
Lawshe,C.H.1966.Principal of Personnel Testing. New York McGraw-Hill.
Cascio,F.Wayne,1991,Human Resourches Management :Productivity,quality of work life,Profit,Singapore: McGraw-Hill International Editor.
Dessler Gery ,1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jilid 2, Jakarta: PT.Prenhalindo.
Handoko,T. Hani ,1998, Manajemen Personalia, dan SDM, Yogyakarta: Edisi kedua,BPFE.
Jack Cullen and Len D’Innocenzo,2004, Memaksimalkan Kinerja (terjemahan), Yogyakarta : cetakan I, Pustaka Bisnis Global.
Malthis Robert L.,Jacson John H. 2001, Human Resourches Management (terjemahan) ,Buku I, Edisi kesembilan, Jakarta: Salemba Empat.
Schuler and Jackson, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi keenam, Yogyakarta, Amara books.
Simamora,H.,1997, Manjemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Jumat, 22 Oktober 2010

UAS

“TUGAS MANAJEMEN PENDIDIKAN”







MATA KULIAH : MANAJEMEN PENDIDIKAN
DOSEN PENGASUH : PROF. DR. WASPODO, M.Pd

TUGAS OLEH

NAMA : AMINOTO
NIM : 10251002 D
KONSENTRASI : MANAJEMEN PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN
ANGKATAN XV
UNIVERSITAS BINA DARMA
2010
UJIAN SEMESTER UNIVERSITAS BINA DARMA
PROGRAM MAGISTER MANA JEMEN
Mata Kuliah : Manajemen Pendidikan
Dosen : Prof. Dr. Waspodo, M.Pd
Nama Mahasiswa : Aminoto
NIM : 10251002 D
Kelas : Reguler A
SOAL
1. URAIKAN PERKEMBANAGAN MAKNA KUALITAS SEJAK TAHUN 1950 AN SAMPAI DENGAN SAAT INI ! BAGAIMANA MAKNA IMPLENTASI KUALITAS ITU DALAM DUNIA PENDIDIKAN ? JAWABAN DENGAN CONTOH DAPAT MEMPERJELAS JAWABAN SAUDARA
2. DALAM MANAJEMEN STRATEJIK KITA MENGENAL AKRONIM SWOT. APA KEPANJANGAN AKRINIM ITU. URAIKAN SATU PERSATU MAKNANYA
3. MANAJEMEN ADALAH ILMU, TEKNOLOGI DAN SENI SALAH SATU DIMENSINYA ADALAH ETIKA. URAIKAN DAN BERI CONTOH DALAM IMPLEMENTASI ETIKA ITU DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
4. URAIKAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA BAGAIMANKAH IMPLIKASI KINERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA ? JAWABAN DENGAN CONTOHDAPAT MEMPERJALAS KAITAN ANTARA KEDUANYA
JAWAB
No. 1
Makna Kualitas arah dari menejemen Mutu terpadu berkembang sejak tahun 1950 s.d sekarang.
1950 : Kualitas bermakna jika dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan, artinya sesuatu dianggap berkualitas apabila hasil produksi atau kegiatan telah memenuhi standar yang ditetapkan (Produktion issue)
1960 : Mengarah kepada Market issue to be quality manajemen
Secara lengkap digambarkan dalam skema berikut:
Market Issue
Market Issue
Fitnes to Standart
1950 Fitnes to Use
Fitnes to Cost 1960
1970 Fitnes to Indent Reqruitment
Fitnes to corporate cultur 1980
Fitnes to sciety and
Global evirontment


No. 2
Dalam Manajemen Strategik, diperlukan analsis SWOT yang merupakan akronim dari Strenght, Weakness, Opportunity, dan Threat, yang maknanya sebagai berikut:
Internal:
1. Strenght : adalah kekuatan yang ada dalam organisasi yang dapat digunakan oleh manjemen untuk mengelolah organisasi
2. Weakness : adalah kelemahan yang ada dalam organisasi yang perlu diketahui oleh pimpinana organisasi agar tidak menjadi hambatan organisasi
Eksternal:
1. Opportunity : adalah yang ada diluar lingkungan organisasi yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk mengembangkan organisasi dan memproleh keuntungan
2. Threat : adalah ancaman yang datang dari luar organisasi yang perlu diwaspadai dan dicarikan solusinya agas tidak menghambat perkembangan organisasi.
No. 3
Manajemen adalah suatu ilmu mengatur dan menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Dalam manajemen ada salah satu demensi yang penting untuk diperhatikan yaitu etika atau ethical behavior. Ethical behavior adalah prilaku yang etis dari seseorang ditempat kerja. Prilaku etis seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tergambar tergambar dalam model prilaku etika di tempat kerja:
Pengaruh Organisasi Internal (internal organization influence) seperti:
a. Kode etik (etcal cide)
b. Budaya kerja
c. Ukuran besar kecilnya organisasi
d. Struktur organisasi
e. Pandangan terhadap tekanan
f. Strategi perusahaan
Pengaruh Organisasi Eksternal (External organization influece)
a. Politik suatu negara
b. Budaya dari industri disekitar
c. Budaya dari suatu negara
d. Lingkungan
Pengaruh dari Karakter Top Manajemen :
a. Usia
b. Light of service
c. Military service
d. Homogently
Pengaruh dari internal, eksternal, dan Neutzllizing factor akan berpengaruh terhadap seseorang senagai individu meliputi kepribadian, nilai-nilai, prinsip-prinsip moral sejarah penguatan dan jenis kelamin, maka akan membentuk ethical behavior pada diri seseorang di rempat di mana seseorang itu bekerja.


No. 4
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja dari hasil pengamatan di tempat saya bekerjar antara lain :
1. Motivasi kerja seseorang sangat bergantung dan didorong oleh: uang/gaji, karier, pengabdian, sosial dan lain-lain
2. Penghargaan hasil kerja yang diproleh dari atasan baik berupa pujian, maupun imbalan uang/materi
3. Kondisi kesehatan seseorang, seperti mengidap suatu pennyakit, merasa stres, dan kondisi mental seseorang dalam bekerja. Orang yang memiliki suatu penyakit menahun dan mudah stres sulit bekerja keras atau sulit melakukan pekerjaan yang menguras tenaga dan fikiran
4. Penghasilan seseorang dalam bekerja, artinya adanya keseimbangan antara penghasilan yang diterima dengan beban kerja seseorang.
5. Prilaku seseorang sebagai pengaruh dari kebiasaan, adat, serta asal daerah. Misalnya orang jawa yang memiliki kebiasaan bekerja keras
6. Hubungan antar personal: antara pimpinan dan bawahan, antara sesama personal dalam suatu organisasi. Misalnya pimpinana yang penuh perhatian, mampu memecahkan masalah dan mempunyai rasa kekeluargaan yang tinggi.
7. Ketersediaan sarana, alat, dan fasilitas lain yang lengkap di tempat kerja. Misalnya keperluan untuk proses kegiatan belajar mengajar, akan menimbulkan rasa puas yang tinggi dalam bekerja.

UTS

“TUGAS MANAJEMEN PENDIDIKAN”







MATA KULIAH : MANAJEMEN PENDIDIKAN
DOSEN PENGASUH : PROF. DR. WASPODO, M.Pd

TUGAS OLEH

NAMA : AMINOTO
NIM : 10251002 D
KONSENTRASI : MANAJEMEN PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN
ANGKATAN XV
UNIVERSITAS BINA DARMA
2010

UJIAN TENGAH SEMESTER

Mata kuliah : manajemen Pendidikan
Dosen : Prof. Dr. Waspodo
Nama Mahasiswa : Aminoto
NIM : 10251002 D
Kelas : Reguler A
Konsentrasi : Manajemen Pendidikan
1. Pendidikan sebagai suatu sistem mempersyaratkan kepaduan antara komponen pembentuk sistem. Bagaimana peran mata kuliah ini dalam konteks pencapaian tujuan pendidikan pengembangan potensi mahasiswa menjadi ilmuan dan professional?
Jawab:
Sistem yaitu:
Terdiri dari sub-Sistem
Masing-masing komponen mempunyai peran masing-masing
Dapat bekerja dengan baik jika peran dari siatem itu synergy
Jika masing-masing peran dari fungsi sub-sistem tidak diambil alih
Komponen sistem pendidikan yaitu semua yang berhubungan dengan pendidikan mulai dari siswa,orang tua,guru,masyarakat,dll.
Ilmuwan yaitu orang yang bekerja dan mendalami dengan tekun dan sungguh-sungguh dalam bidang ilmu pengetahuan.
Profesional adalah orang yang menyandang suatu jabatan atau pekerjaan yang dilakukan dengan keahlian atau keterampilan yang tinggi.
Tujuan Program Sistem Manajemen khususnya manajemen pendidikan yaitu mengatur Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan tertentu.
UU yang mengatur Guru & Dosen dalam pencapaian tujuan pendidikan yaitu UU No 4 Th 1950 pasal 3 yang menetapkan bahwa tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia susila yang cakap dan warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.
Dari uraian diatas jelas bahwa sangat mata kuliah Managemen Pendidikan sangat penting.karena dengan adanya mata kuliah ini, mahasiswa dapat lebih mengetahui tujuan pendidikan dalam mengembangkan potensi mahasiswa agar menjadi ilmuwan yang professional dalam bekerja.

2. Bila A dibanding dengan komponen lain, sumberdaya manusia pendidikan mempunyai peran yang lebih besar dibanding dengan komponen lain. Setujukah saudara dengan pernyataan itu?Berikan alasan atas tanggapan saudara itu?
Jawab:
Saya sangat setuju.Karena apabila sumber daya manusia pendidikan baik,maka akan menghasilkan atau mencetak lulusan yang handal.
a. MSDM merupakan suatu pengakuan terhadap pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang cukup potensial dan sangat menentukan dalam suatu organisasi, dan perlu terus dikembangkansehingga mampu memberikan kontribusi yang optomal dalam organisasi maupun bagi pengembangan dirinya.
b. MSDM merupakan faktor yang akan menentukan kinerja pada suatu organisasi , ketepatan memanfaatkan dan mengembangan sumber daya manusia serta mengitegrasikannya dalam suatu kesatuan gerak dan arah organisasi akan menjadi hal penting bagi peningkatan kapasitas organisasi dalam mencapai tujuan.
c. SDM dalam kaitannya dengan Manajemen Pendidikan adala personil/sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan, baik itu tenaga pendidik seperti guru, maupuin tenaga kependidikan lainya. Intensitas dunia pendidikan berhubungan dengan manusia dapat dipandang sebagai suatu perbedaan penting antara lembaga pendidikan/organisasi sekolan dengan organisasi lai, Ini sejalan dengan pernyataan Sergivani, bahwa:
Sumber daya manusia menjadi sangat dominan dalam proses pendidikan/pembelajaran, hal ini juga berarti bahwa mengelola sumber daya menusia merupakan bidang yang sangat penting dalam melaksanakan proses pendidikan/pembelajaran di sekolah.
3. Menurut pendapat saudara, bagaimana sikap profesionalitas sumber daya manusia dilingkungan kerja saudara. Jelaskan dengan contoh diharapkan dapat memperjelas pendapat saudara.
Jawab:
Pengertian
Profesionalitas merupakan sikap para anggota profesi benar-benar menguasai,sungguh-sungguh kepada profesinya.
Pengertian profesional guru menurut UU Guru dan Dosen bahwa Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran dan kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memiliki pendidikan profesi.
Sikap profesionalitas di lingkungan saya bekerja kurang efektif, ini terlihat dari masih ada tenaga pendidik yang mengajar tidak di bidangnya.












Contoh:
1 Artan, S.Pd,M.M (S-1. Ekonomi) 1.Geogirafi
2.BP
2 Darson, S.Pd (S-1 matematika) 1. Matematika
2.BP
3 Amat Armawan, S.Pd (S-1 ekonomi) 1. Ekonomi
2.BP
4 Drs. Mawardi (S-1 Bahasa Indonesia) 1. Bahasa Indonesia
2.BP
5 Jusman Aidil, S.Pd (S-1 Bahasa Inggris) 1. Bahasa Inggris
2.BP
6 Yennie Karneli, S. Pd (S-1 Matematika) 1. Matematika
7 Drs. Hendra Jaya (S-1 Pendidikan Agama Islam) 1. Pend. Agama Islam
2. BP
8 Sutiyati, S.Pd (S-1 Bahasa Indonesia) 1. Bahasa Indonesia
9 Tuti Masro (D.II Keterampilan Jasa) 1. Mulok
10 Sunarno, S.Pd (S-1 Bahasa Inggris) 1. Bahasa Inggris
11 Aminoto,S.Pd (S-1 kimia) 1. Kimia
12 Endang Indrawai, S.Pd (S-1 PPKn) 1. PKn
13 Sisika Kesuma Ningrum,S.Si (S-1 Fisika) 1. Fisika
14 Eka Heltika, S.Pd (S-1 Sejarah) 1. Sejarah
15 Erneli Miarti, S.Pd (S-1 Matematika) 1. Sosiologi
16 Indri Hapsari, S.P (S-1 Biologi) 1. Biologi
17 Ni Nyoman Sri M, S.Pd (S-1 Sejarah) 1. Sejarah
2. Seni Budaya
18 Lili Eryani, S. Pd (S-1 Matematika) 1. Matematika
2. Sosiologi
19 Pety Winda Sari, S.Pd (S-1 Biologi) 1. Seni Budaya
2. Mulok
20 Winarty Anggraeni, A.md (D.III Komputer) 1. T I K
21 Fadli Apriansyah, S.E (S-1 ekonomi) 1. Ekonomi
2. T I K
22 Pebri Saputra Yudha (D.III Penjaskes) 1. Pendidikan Jasmani
23 Nurhayati, S.Ag (S-1 Pendidikan Agama Islam) 1. Bahasa Arab
24 Apriaini, S.Pd (S-1 Bahasa Inggris) 1. Bahasa Inggris
25 Widyia Sari, S.Pd (S-1 Bahasa Inggris) 1. Bahasa Indonesia
2. Geografi
26 Meliana (D.III Penjaskes) 1. Pendidikan Jasmani
27 Muhamad Rifa'i, S,Pdi (S-1 Pendidikan Agama Islam) 1. Pend. Agama Islam
2. Bahasa Arab








“TUGAS MANAJEMEN PENDIDIKAN”







MATA KULIAH : MANAJEMEN PENDIDIKAN
DOSEN PENGASUH : PROF. DR. WASPODO, M.Pd

TUGAS OLEH

NAMA : AMINOTO
NIM : 10251002 D
KONSENTRASI : MANAJEMEN PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN
ANGKATAN XV
UNIVERSITAS BINA DARMA
2010

ALISIS SWOT
Sasaran : 1. Pengadaan Media Mengajar
Fungsi dan Faktor Kreteria Kesiapan Kondisi Nyata Tingkat
Kesiapan
Fungsi
Siap Tidak
A. Fungsi Program
1. Faktor Internal
a. Rencana dan program
kegiatan pengadaan
media pembelajaran

b. Kegiatan pengadaan
pengadaan media
pembelajaran
2. Faktor Eksternal
a. Dukungan Stak holder
B. Fungsi Guru
1. Faktor Internal
a. Komitmen guru mata pelajaran dalam peng
gunaan media pembe
lajaran

2. Faktor Eksternal
a. Tersedianya waktu
C. Fungsi dana
1. Faktor Internal
a. Sumber dana sekolah
yang membiyai kegia
tan pengadaan media
pembelajaran
2. Faktor eksternal
a.. Sumber dana BOMM
untuk pengadaan me-
dia pembelajaran


a. Memeiliki rencana dan program kegiatan pengadaan media pembelajaran

b. Ada kegiatan pengadaan media pembelajaran


a. Ada dukungan Stak holder


a. guru mata pelajaran dalam peng
gunaan media pembela
jaran.


a. Tersedianya waktu

a. Tersedianya dana yang memedai dari sekolah
dalam membiyai
pengadaan media
pengajaran

a. Ada sumber dari BOMM untuk membiyai
pengadaan media
pembelajaran



a .Belum memiliki rencana dan program kegiatan pengadaan media pembelajaran

b. Belum ada kegiatan pengadaan media pembelajaran


a. Ada dukungan Stak holder


a. guru mata pelajaran mempunyai komitmen
dalam penggunaan media pembelajaran.



a. Tersedianya waktu


a. Tidak tersedianya dana yang
memedai dari sekolah
dalam membiyai
pengadaan media
pembelajaran

a. Ada sumber dari BOMM untuk membiyai
pengadaan media
pembelajaran




Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Rambang Dangku
Alamat Sekolah : Jalan Jenderal Sudirman Desa Tebat agung Kecamatan Rambang Dangku Kabupaten Muara Enim

A. VISI, MISI DAN TUJUAN
1. Visi Sekolah : “ Berkualitas, Berbudaya dan berakhlaq “
Indikator :
1. Warga sekolah (Guru, Pegawai, dan siswa) taat menjalankan agama
2. Guru professional dalam bidangnya
3. Pegawai terampil dalam bidangnya
4. Siswa berprestasi dalam disiplin ilmu
5. Guru dan pegawai sejahtera
6. Guru dan pegawai diterima dan dibutuhkan dalam masyarakat
7. Siswa mampu bersaing dalam segala aspek kehidupan
8. Warga sekolah melaksanakan budaya tertib, bersih , kerja

2. Misi Sekolah :
1. Menyediakan sarana dan prasarana ibadah
2. Mengadakan kegiatan-kegiatan agama
3. Menyediakan media cetak dan elektronik
4. Mengikut sertakan guru dalam dalam kegiatan panataran, GMP, Lokakarya, seminar dan pembinaan-pembinaan lainnya.
5. Mengikut sertakan pegawai dalam pelatihan-pelatihan administrasi.
6. Menegakan disiplin siswa dalam belajar
7. Mengupayakan pengadaan sarana perpustakaan, laboratorium dan kegiatan belajar mengajar ekstrakurikuler
8. Mengupayakan pengadaan prasarana ruang kegiatan belajar, laboratorium, gedung kesenian, aula, tempat parkir, pagar sekolah dan lapangan olahraga
9. Mengadakan kegiatan ekstrakurikuler dan belajar tambahan
10. Mengikutsertakan siswa dalam setiap perlombaan
11. Memberikan beasiswa bagi siswa berprestasi dan tidak mampu
12. Mengupayakan pemenuhan kebutuhan guru dan pegawai yang berkaitan dengan tugas
13. Mengupayakan peningkatan penghasilan guru dan pegawai
14. Menjalin kerjasama antara sekolah dengan masyarakat dan instansi terkait.

3. Tujuan :
1. Tersedianya air bersih, sarana ibadah, dan buku-buku ke Islaman
2. Terlaksananya kegiatan –kegiatan keagamaan di sekolah
3. Tersedianya media cetak dan elektronik
4. Semua guru dan karyawan dapat mengikuti pelatihan-pelatihan yang relevan dengan tugasnya.
5. Terwujudnya disiplin dalam belajar
6. Siswa dapat mencapai nilai minimal/standart kelulusan
7. Siswa lulusan dapat dietrima diperguruan tinggi negeri
8. Tersedianya sarana perpustakaan, laboratorium dan sarana kegiatan belajar mengajar.
9. Terwujudnya sarana ibadah, ruang kegiatan belajar mengajar,
Ruang laboratorium, gedung kesenian, aula, tempat parkir, pengaspalan jalan, pagar sekolah dan lapangan olahraga.
10. Terciptanya lingkungan sekolah yang kondusif
11. Terlaksananya kegiatan ekstrakurikuler
12. Keikutsertaan siswa dalan setiap terlaksananya kegiatan ekstrakurikuler
13. Keikutsertaan siswa dalan setiap perlombaan
14. terpenuhinya kebutuhan guru dan pegawai yang berkaitan dengan tugasnya
15. Meningkatkan ketersediaan peralatan pembelajaran
16. Terjalinnya kerjasama antara sekolah dengan masyarakat dan instansi terkait.
ISSUE / STRATEGI
Strategi yang digunakan adalah melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik.
KEBIJAKAN
Tata Tertib Sekolah:
Siswa dilarang keluar kelas/sekolah selama jam pelajaran berlangsung
Siswa dilarang memakai seragam diluar ketentuan sekolah
Siswa dilarang memakai sepatu berwarna kecuali berwarna hitam
Siswa dilarang memakai kaos kaki yang berwarna kecuali berwarna putih
Siswa dilarang memakai perhiasan(Kalung,gelang,cincin,antingan)
Siswa dilarang memakai topi yang bukan topi sekolah
Siswa dilarang merokok di lingkungan sekolah
Siswa dilarang membawa senjata tajam
Siswa dilarang membawa / memakai narkoba
Siswa dilarang berambut panjang dan mewarnai rambut
Siswa dilarang merusak sarana yang ada pada lingkungan sekolah
Siswa dilarang membawa hp
Siswa dilarang memakai sandal di lingkungan sekolah
Siswa dilarang mengancan guru dan pegawai
Siswa dilarang melakukan tindak criminal baik di sekolah maupun di luar sekolah
Siswi dilarang memakai rok mini dan ketat
Siswa dilarang memakai celana panjang yang banyak kantong dan ketat
Siswa di wajibkan mengikuti upacara bendera,senam,dan kegiatan-kegiatan ekstra lainnya.
Sanksi-Sanksi
Mendapat teguran langsung dari pihak sekolah
Mendapat surat panggilan 1,2 dan 3 dari pihak sekolah
Mendapatkan scoring ringan dan berat dari pihak sekolah
Melaporkan kepada kepolisian apabila kasusnya sudah termasuk tindak kriminal (point 8,9,15)
Pengembalian siswa kepada orang tua



PROGRAM
Tugas Guru Mata Pelajaran:
Menyiapkan Perangkat Pembelajaran (Program Tahunan,Program Semester,Pengembangan Silabus dan identifikasi aspek kompetensi,rancangan penilaian serta scenario pembelajaran)
Melaksanakan administrasi siswa(Daftar nilai,daftar hadir,daftar kemajuan kelas,dsb)
Melaksanakan kegiatan belajar mengajar minimal 24 jam pelajaran bagi guru tetap per-minggu
Mengadakan bimbingan profesi siswa
Mengembangkan alat bantu
Membantu melaksanakan kegiatan 7K
Mengembangkan bahan ajar sesuai dengan perkembangan iptek dan kebutuhan muatan lokal
Mengembangkan kemampuan profesi guru melalui kegiatan diklat atau seminar pendidikan
Mengembangkan minat baca siswa
Memotivasi minat baca siswa
Menyelenggarakan Evaluasi berkelanjutan dan terukur dan membuat analisis
Melakukan kegiatan remedial dan pengayaan
Menyelenggaraka pengelolaan kelas sabagai upaya pembinaan etika siswa
Membuat laporan berkala dan insidental.
PENGANGGARAN
Semua kegiatan belajar mengajar,ekstra kurikuler,dll menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah,dll.
Evaluasi
Proses evaluasi yang dilakuwakan yaitu melalui Ulangan harian,MID semester dan Ulangan Umum Bersama.Dengan diadakannya evaluasi ,maka kita dapat mengetahui sejauh mana tingkat kecerdasan siswa.Dan kita dapat megukur sejauh mana atau akan tercapaikah tujuan pembelajaran guru bidang studi yang di ukur lewat Kriteria Ketuntasan Minimal.









“TUGAS MANAJEMEN PENDIDIKAN”







MATA KULIAH : MANAJEMEN PENDIDIKAN
DOSEN PENGASUH : PROF. DR. WASPODO, M.Pd

TUGAS OLEH

NAMA : AMINOTO
NIM : 10251002 D
KONSENTRASI : MANAJEMEN PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN
ANGKATAN XV
UNIVERSITAS BINA DARMA
2010

LAPORAN HASIL PENELITIAN YENTANG KEPUASAN KERJA

Tempat Penelitian : SMA N 1 Rambang Dangku
Jumlah Guru : 27 orang. Penelitian hanya dilakukan pada 20 orang guru
Nama : Aminoto
Kelas : Reguler A
NIM : 10251002 D
Dosen Pengasuh : Prof. Dr. Waspodo, M.Pd.

A. Hasil Jawaban Responden per Individu
No Jumlah Pilihan tertinggi
Responden 1 2 3 4 5 Setiap responden
1 2 4 3 9 4 = puas
2 3 4 2 9 4 = puas
3 4 5 9 4 = puas
4 3 4 2 9 4 = puas
5 5 2 2 9 3 = cukup
6 3 5 1 9 4 = puas
7 2 3 4 9 4 = puas
8 4 5 9 4 = puas
9 4 5 9 4 = puas
10 5 4 9 3 = cukup
11 5 2 2 9 2 = tidak puas
12 2 4 3 9 3 = cukup
13 2 6 1 9 4 = puas
14 2 7 9 3 = cukup
15 6 2 1 9 3 = cukup
16 1 8 9 4 = puas
17 3 5 1 9 4 = puas
18 3 6 9 4 = puas
19 5 4 9 3 = cukup
20 3 4 2 9 4 = puas
Jumlah 11 72 82 15 180 13 = puas
Prosentase 6,1 % 40 % 45,6 % 8,3 % 100 % 6 = cukup

B. Dari hasil jawaban responden secara keseluruhanadalah:
1. 15 respondien atau 8,3 % menyatakan sangat puas dalam hal kepuasan kerja di SMA N. 1 Rambang Dangku
2. 82 respondien atau 45,6 % menyatakan puas dalam hal kepuasan kerja di SMA N. 1 Rambang Dangku
3. 72 respondien atau 40,0 % menyatakan cukup dalam hal kepuasan kerja di SMA N. 1 Rambang Dangku
4. 11 respondien atau 6,1 % menyatakan tidak puas dalam hal kepuasan kerja di SMA N. 1 Rambang Dangku

C. Dari 20 responden mengisi kuisioner jawaban tertinggui dari 9 pertanyaan menytakan bahwa:

1. Sebanyak 13 responden atau 65 % menyatakan puas dalam hal kepuasan kerja di SMA N. 1 Rambang dangku
2. Sebanyak 6 responden atau 30 % menyatakan cukup dalam hal kepuasan kerja di SMA N. 1 Rambang dangku
3. Sebanyak 1 responden atau 5 % menyatakan tidak puas dalam hal kepuasan kerja di SMA N. 1 Rambang dangku
Kesimpulan:
1. Dalam hal kepuasan kerja Guru-guru di SMA N. 1 Rambang Dangku adalah puas , karena 45,6 % dari responden memberikan jawab tertinggi pada kategori 4 (puas), dan dari 20 responden yang memiliki jawaban tertinggi pilihan kategori 4 (puas) 13 responden / 65 %
2. Kepuasan kerja rata-rata puas karena hubungan antar personal dengan personal terpelihara dengan baik.

Lampiran Kuisioner
Mohon diisi dengan jujur dan sesuai dengan apa yang dialami !
Pilihlah jawaban dengan memberikan lingkarean pada angka yang sesuai dengan pilihan anda!
Pertanyaan Jawaban
1. Penghargaan yang diperoleh jika saya mengerjakan sesuatu
2. Hadiah yang diperoleh bila saya berhasil mengerjakan tugas dengan baik
3. Cara saya mengingat bila saya mengerjakan tugas dengan baik
4. Bagaimana pendapat sya bila dibandingan dengan pekerjaan yang sama di tempet lain
5. Gaji saya dan beban kerja yang saya lakukan
6. Gji saya dibandingkan dengan karyawan lain
7. Cara atasan saya memperhatikan guru/pegawai
8. Caya atasan saya memperhatikan setiap keluahan yang saya ajukan
9. Hubungan personal antara atasan dan bawahan, sesama personal 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5

1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5

Keteranagan:
1. Sangat tidak puas
2. Tidak puas
3. Cukup
4. Puas
5. Sangat puas

Jumat, 01 Oktober 2010

Ujian Tengah Semester Metodologi Penelitian

UJIAN TENGAH SEMESTER

Mata Kuliah : Metode Penelitian
Dosen : M Izman Herdiansyah MM, PhD/Dr.Dedi Rianto, MM
Nama Mahasiswa : Aminoto
Kelas : Reguler A
NIM : 10251002D
Universitas : Bina Darma Palembang



SOAL UJIAN MID SEMESTER METODE PENELITIAN


1. Uraikan dengan jelas langkah-langkah dalam membuat desain percobaan!

2. Apa yang dimaksud dengan “sampling metdhod “? Ada berapa jenis sampling method yang Saudara ketahui ? jelaskan masing-masing!

3. Bagaimana Saudara melakukan pengukuran data?jelaskan dan beri contoh!

4. Seorang peneliti harus melakukan sendiri pengamatan penelitiannya.Jelaskan mengapa harus demikian dan berikan contoh!

5. Peneliti boleh salah namun tidak boleh bohong. Uraikan pernyataan tersebut sejauh pengetahuan Saudara!

6. Apa yang anda ketahui tentang analisis factor, berikan contoh.


Dikumpulkan lewat blog masing-masing kemudian link ke blog dedi1968.multiply.com
Dikumpulkan tanggal 27 september 2010

JAWABAN

Soal No. 1
Untuk memperoleh keterangan yang maksimum mengenai cara membuat percobaan dan bagaimana proses perencanaan serta pelaksanaan percobaan akan dilakukan. Design percobaan sangat diperlukan dalam melakukan penelitian eksperimental

Langkah-langkah membuat desain percobaan
Dalam membuat desain percobaan, maka perlu dibuat chek list tentang :
1.Mencari penjelasan tentang :
 Cakupan area dari masalah yang akan diteliti
 Batasan atau jangkauan dari program serta perencanaan percobaan tersebut.
Menentukan hubungan dari masalah yang khas dengan masalah keseluruhan.
 Identifikasi masalah serta batasan masalah.
2. Kumpulkan keterangan yang tersedia
 Catat dan tabulasikan data yang ada hubungannya dengan percobaan yang akan dilakukan.
 Mencari semua data dan keterangan dari sumber-sumber yang ada tentang masalah serta percobaan yang kan dibuat.
3. Buat program mengenai desain percobaan.
 Membuat rumusan hipotesa yang mau diuji.
 Menentuan ukuran yang digunakan
 Pertimbangan tentang kemungkinan-kemungkinan adanya interaksi.
 Pertimbangan-pertimbangan adanya hubungan yang konkrit tentang interaksi manusia dengan komputer.
 Memilih variabel-variabel yang mau diuji.
 Membuat alternatif hasil yang akan dicapai
 Pemilihan range yang praktis dari faktor-faktor tersebut dan level yang akan digunakan.
4. Rancang program pendahuluan.
 Membuat jadwal yang sistematik tentang pekerjaan yang akan dilakukan.
 Membuat kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadinya perubahan jadwal pekerjaan.
 Menghilangkan pengaruh-pengaruh variabel yang tidak diinginkan dengan mengadakan kontrol randomisasi dan balancing.
 Memilih satu metode algoritma untuk memudahkan percobaan .
5. Recanakan pelaksanaan percobaan. .
 Memilih algoritma material serta alat-alat yang digunakan.
 Melaksanakan metode dengan algoritma yang dipilih
 Mencatat segala modifikasi yang dilakukan
 Mengumpulkan data secara hati-hati
6.Analisa data
 Data yang dicatat perlu diubang menjadi angka dengan menggunakan teknik matematika dan statistik yang cocok.


Soal No.2
Yang dimaksud dengan sampling methode atau teknik pengambilan sampel adalah cara yang digunakan peneliti untuk menentukan sampel penelitian agar penelitian dapat dipercaya dan masih bisa mewakili karakteristik populasi penelitian.

Ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu,
1. Sampel acak / probability sampling, random sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Pada sampel acak (random sampling) dikenal dengan istilah simple random sampling, stratified random sampling, cluster sampling, systematic sampling, dan area sampling.

2. Sampel tidak acak atau nonrandom samping/nonprobability sampling. Yaitu cara pengambilan sampel dimana setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0 (nol). Pada nonprobability sampling dikenal beberapa teknik, antara lain adalah convenience sampling, purposive sampling, quota sampling, snowball sampling




Soal No. 6

Analisis Faktor Analisis faktor adalah salah satu metode statistik multivariat yang mencoba menerangkan hubungan antar sejumlah peubah-peubah yang saling independen antara satu dengan yang lain sehingga bisa dibuat satu atau lebih kumpulan peubah yang lebih sedikit dari jumlah peubah awal. Analisis faktor juga digunakan untuk mengetahui faktor-faktor dominan dalam menjelaskan suatu masalah.
Contoh : Untuk meneliti tentang hubungan motivasi kerja dan suasana kerja terhadap kepuasan kerja karyawan dalam suatu perusahaan. Maka peneliti mencari hubungan antara motivasi kerja dan sasana kerja sebagai variabel dependen dengan vaiable lain yaitu kepuasan kerja karyawan sebagai vaiable independen

Soal No. 4

Seorang peneliti harus melakukan sendiri peneliannya, menurut pendapat saya :
a. Bahwa hakekat penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data/informasi sebagaimana adanya dan bukan sebagaimana seharusnya, dengan tujuan dan kegunaan tertentu, karena penelitian itu dilakukan dengan cara yang rasional, yaitu masuk akal dan sesuai dengan penalaran manusia, empiris yaitu dengan melakukan pengamatan dengan panca indera yang sesuai dengan ciri-ciri keilmuan dan sistematis atau dengan teratur, logis dan terencana. Kemudian data yang diperoleh dari hasil penelitian harus valid atau tepat dan benar, realibel atau konsisten dalam interval tertentu dan harus berisfat obyektif atau sesuai dengan fakta yang ada
b. Untuk itu, agar penelitian dilakukan dengan benar, data yang diperoleh adalah data yang valid, realibel dan obyektif serta analisis data menggunakan metode analisis yang tepat sehingga menghasilkan hasil penelitian yang ilmiah, maka peneliti harus melakukan sendiri atau bekerja sama dengan orang lain sebagai tim
c. Apabila penelitian tidak dilakukan sendiri oleh peneliti, dikhawatirkan cara penelitian tidak benar, data yang diperoleh tidak benar, maka hasil penelitian bukan penelitian ilmiah, tetapi hasil rekayasa yang akan merugikan sang peneliti sendiri karena menyebarkan kebohongan kepada semua orang yang membaca hasil penelitiannya.

Soal No. 5

Seorang Peneliti tidak boleh bohong, pendapat saya :
1. Kebohongan peneliti mungkin terjadi :
a. Peneliti menggunakan metode penelitian tidak yang lazim digunakan atau dibuat sendiri secara sepihak oleh peneliti
b. Data hasil pengamatan, wawacara dan observasi yang dibuat sendiri / ditentukan atau diatur sendiri oleh peneliti untuk kepentingan peneliti sendiri tanpa melakukan proses penelitian
c. Melakukan Analisis data hasil penelitian harus dilakukan dengan metode tidak yang benar dan merubah data untuk kepentingan peneliti sehingga dapat menentukan hasil analisis data penelitian
2. Apabila terjadi kebohongan dalam penelitian maka hasil penelitian dapat dikatakan hasil penelitian bukan penelitian ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan
3. Dapat merugikan semua pihak, terutama orang yang membaca hasil penelitian, institusi tempat peneliti bernaung dan pihak lain karena hasil penelitian penuh kebohongan dan hasil penelitian tidak ada manfaat bagi orang banyak.


Soal No.3

Pengukuran merupakan kegiatan yang penting untuk mengukur obyek yang diamati atau diobservasi agar pengamatan dan peneltian dilakukan dengan baik dan benar. Dalam kegiatan penelitian, sebelum melakukan observasi terhadap variabel yang akan diukur, lazimnya perlu menentukan tingkat (skala) pengukurannya (scale of measurement). Hal ini menjadi penting dilakukan karena tingkat pengukuran bertujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap istrumen harus mempunyai skala.

Tenik pengukuran :
Ada beberapa macam teknik skala yang bisa digunakan dalam penelitian. Antara lain adalah: Skala Linkert, Skala Guttmann, Skala Bogardus, Skala Thurstone, Skala Semantic, Skala Stipel, Skala Paired-Comparison, Skala rank-Order. Dalam hal ini yang sering digunakan adalah skala Likert, maka saya memberikan contoh dalam skala Likert sbb :

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan, baik bersifat favorable (positif) bersifat bersifat unfavorable (negatif).

Jawaban setiap item instrumen yang mengunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang berupa kata-kata antara lain dan diberi skor setiap jawaban :
a. Sangat Setuju, diberi skor 5
b. Setuju, diberi skor 4
c. Ragu-ragu, diberi skor 3
d. Tidak Setuju, diberi skor 2
e. Sangat Tidak Setuju. diberi skor 1
Atau :
a. Sangat Baik, diberi skor 5
b. Baik, diberi skor 4
c. Ragu-ragu, diberi skor 3
d. Tidak Baik, diberi skor 2
e. Sangat Tidak Baik. diberi skor 1

Contoh bentuk pilihan ganda
Berilah salah satu jawaban terhadap pernyataan berikut sesuai dengan pendapat Anda, dengan cara memberi tanda lingkaran pada nomor jawaban yang tersedia.
Kepala sekolah harus melakakukan kunjungan kelas untuk menilai cara guru dalam mengajar di kelas :
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju

Kamis, 10 Juni 2010

PENDIDIKAN BERBASIS ELEKTRONIK DAN KETERBETASAN IMPLEMENTASINYA DI KABUPATEN MUARA ENIM





MATA KULIAH : MANAJEMEN SISTEM INFORMASI
DOSEN PENGASUH : IZMAN HERDIANSYAH, MM, Ph.D

DISUSUN OLEH
NAMA : AMINOTO
NIM : 10251002 D
KONSENTRASI : MANAJEMEN PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN
ANGKATAN XV
UNIVERSITAS BINA DARMA
PALEMBANG
2010

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................i
Daftar Isi ..................................................................................ii
Abstrak ....................................................................................1
BAB I. Pendahuluan ....................................................................................2
1.1 Latar Belakang ....................................................................................2
1.2 Permasalahan ....................................................................................3
BABII Pembahasan ....................................................................................4
2.1 Pengertian, Ruang Lingkup dan Komunitas Pendidikan Berbasis Elektronik..........................................................................4
2.1.1 Pengertian Pendidikan Berbasis Elektronik..........................................................................4
2.1.2 Ruang Lingkup Pendidikan Berbasis Elektronik..........................................................................4
2.1.3 Komunitas Pendidikan Berbasis Elektronik..........................................................................5
2.2 Tahapan Penerapan Pendidikan Berbasis Elektronik..........................................................................5
2.2.1 Tahap Teknis..............................................................................5
2.2.2 Tahap Administrasi........................................................................6
2.3 Metodologi..........................................................................6
2.4 Manfaat.............................................................................7
2.5 Hambatan-Hambatan dalam Implimentasi....................................................................... 8
2.6 Peran Pemerintah..........................................................................9
2.7 Peran Pihak Swasta.............................................................................10
BAB Kesimpulan.........................................................................11
Daftar Pustaka............................................................................13














ii


ABSTRAK
Pendidikan berbasis elektronik merupakan suatu istilah yang digunakan untuk memberi nama pada kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilakukan melalui internet. Pendidikan berbasis elektronik ini juga menunjukkan prospek yang menarik baik bagi pihak lembaga, pendidik, masyarakat, terutama bagi siswa dan mahasiswa.
Pendidikan berbasis elektronik bermanfaat sebagai salah satu alternatif pilihan yang dapat diterapakn sebagai model pembelajaran jarak jauh yaitu pendidikan berbasis elektronik, sehingga masyarakat yang tersebar di seluruh pelosok tanah air (khususnya Kabupaten Muara Enim) dapat dijangkau yang solah tidak terpisah oleh jarak, ruang, dan waktu. Dengan dimikian daerah-daerah yang awalnya sulit disentuh dengan model pendidikan konvensional, tentunya dapat teratasi dengan penerapan IT dalam bidang pendidikan.
Implikasi IT dalam dunia pendidikan juga memungkinkan kerja sama antara yang mendidk dan yang dididik untuk berinteraksi meskipun letaknya berjauhan secara fisik. Seorang murid tidak harus berjalan jauh terlebih dahulu untuk menemui gurunya guna mendiskusikan suatu masalah. Akan tetapi hal tersebut dapat dilakukan di rumah dengan menggunakan fasilitas internet (mailing Chating). Tugas sekolah, makalah dan bahan untuk penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar menukar data melalui internet via email, ataupun dengan menggunakan mekanis mefile sharing dan mailing list. Dengan demikian batasan jarak bukan menjadi maslah lagi.
Disamping bermanfaat pendidikan berbasis elektronik, juga dalam implikasinya memiliki kendala yakni belum tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang handal dan mengerti tentang penyediaan infrastruktur serta cara pengoperasiannya di level akhir yang merupakan syarat utama untuk dapat berjalannya pola pendidikan berbasis elektronik. Tanpa adanya sumber daya manusia yang handal pendidikan berbasis elektronik hanya sebagai angan belaka. Oleh karena itu saya menyarankan kepada semua pihak yang peduli dengan peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan di tanah air, khususnya pemerintah Kabupaten Muara Enim, agar memperhatikan dan berusaha dengan sungguh-sungguh mengenai peningkatan kemampuan sumber daya manusia yang handal dan mengerti tentang IT.
Disamping itu kendalah krusial lainnya, seperti peroses transformasi teknologi, infrastruktur telekomunikasi, dan perngkat hukum yang mengaturnya. Infrastruktur dan perangkat hukum yang menjadi landasan operasional pendidikan di Indonesia(Kabupaten Muara Enim) belum cukup memadai untuk menampung perkembangan baru berupa penerapan IT untuk pendidikan.



1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diera globalisasi sekarang Indonesia mulai berbena diri dibidang pendidikan, dengan mulai mengembangkan pendidikan berbasis elektronik. Hal ini mengingat pendidikan berbasis elektronik begitu banyak memberikan kontribusi positif, dari pendidikan dasar, menengah, hingga kependidikan tinggi, dari pedesaan hingga perkotaan. Namun pada kenyataannya penerapan pendidikan berbasis elektronik secara merata di Indonesia tidaklah muda dan tanpa kendalah. Sehingga penggunaan IT dan internet di Indonesia pada umumnya dan Kabupaten Muara Enim khususnya tidak begitu optimal.
Sebagai penyebab utama tidak optimalnya penerapan pendidikan berbasis elektronik di Indonesia, khususnya di Kabupaten Muara Enim kurangnya ketersediaan sumber daya manusi (SDM) yang handal, dan sejumlah kendalah krusial lainnya, seperti peroses transformasi teknologi, infrastruktur telekomunikasi, dan perngkat hukum yang mengaturnya. Infrastruktur dan perangkat hukum yang menjadi landasan operasional pendidikan di Indonesia belum cukup memadai untuk menampung perkembangan baru berupa penerapan IT untuk pendidikan.
Dalam dokumen Rencana Strategi (Renstra) Pendidikan Nasional 2005 – 2009 yang tertuang dalam Kepmen Diknas No.32 tahun 2005, permasalahan pendidikan di Indonesia dikelompokan menjadi tiga masalah besar, yaitu masalah yang berkaitan dengan: (a) Pamarataan dan perluasan akses pendidikan, (b) mutu, relvansi dan daya saing keluaran (output) pendidikan, dan (c) tata kelola, akuntabilitas dan citra publik tentang pengelolaan pendidikan
Muara Enim merupakan kabupaten di Propinsi Sumatera Selatan yang daerahnya begitu luas, dengan penduduk yang tersebar sampai ke pelosok sehingga masih sulit sekali mendapat akses memadai untuk dapat menunjang pelaksanaan pendidikan berbasis elektronik dengan baik.
2
Demikian juga dengan sarana pendidikan yang masih kurang memadai sehingga untuk penerapan IT dan Internet tidak dapat diterlaksana secara optimal pada institusi pendidikan
Keterbatasan anggaran tidak dapat dipungkiri menyebabkan kurang optimalnya pengembangan pendidikan di Indinesia khususnya di Kabupaten Muara Enim. Namun demikian , kontribusi positif yang besar bagi perkembangan dunia pendidikan, dengan penerapan pendidikan berbasis elektronik sebagai salah stu solusi menerobos keterbatasan pendidikan konvensional yang berlaku saat ini. Untuk itu bagaimanakah seharusnya agar penerapan pendidikan berbasis elektrolik dapat merata di tanah air khususnya di Kabupaten Muara Enim.
B. Permasalahan
Dari uraian di atas dapat dirumuskan permasalahannya:
1. Apakah pendidikan berbasis elektronik serta manfaatnya bagi dunia pendidikan
2. Apakah kendala dalam implementasinya di Indonesia khususnya di Kabupaten Muara Enim.









3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian, Ruang Lingkup dan Komunitas Pendidikan Berbasis Elektronik
2.1.1 Pengertian Pendidikan Berbasis Elektronik
Pendidikan berbasis elektronik merupakan suatu istilah yang digunakan untuk memberi nama pada kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilakukan melalui internet. Pendidikan berbasis elektronik ini juga menunjukkan prospek yang menarik baik bagi pihak lembaga, pendidik, masyarakat, terutama bagi siswa dan mahasiswa. Pendidikan berbasis elektronik mempunyai pengertian:
• Prinsifnya bukan hanya membangun halaman web
• Tidak hanya berkaitan dengan pendigitalan informasi sekolah malalui internet
• Mampu menghadirkan suasana ilmiah di dunia cyber
• Melalui pendidikan berbasis elektronik yang menitikberatkan pembelajaran melalui media komputer dan internernet diharapkan para pelajar dan mahasiswa dapat lebih memperluas ruang gerak dalam memperoleh pendidikan sehingga tidak terpaku pada keterbarasan institusi dan sarana prasarana lainnya.
2.1.2 R uang Lingkup Pendidikan Berbasis Elektronik
• Sistem informasi pendidikan berbasis elektronik (e-Education)
• Chating
• News group
• Web page
• Rencana belajar
• Konsultasi elektronik
• e-Laboratory
• e-Books
• e-News
• Vidio confrence


4
2.1.3 Komunitas Pendidikan Berbasis Elektronik
Internal:
• Penyelenggara institusi pendidikan
• Guru
• Siswa
Eksternal:
• LSM yang konsen terhadap pendidikan
• Pemerintah
• Pengguna lulusan
• Agen Pendidikan
• Orang tua siswa
• Penerbit e-book, e-media
• Penyediah infrastruktur pendidikan berbasis elektronik
• Forum lembaga pendidikan.
2.2 Tahapan Penerapan Pendidikan Berbasis Elektronik
2.2.1 Tahap Teknis
• Penyediaan dan pemanfaatan secara optimalperangkat komputer dalam laboratorium sekolah
• Membangun jaringan lokal dalam laboratorium tersebut
• Menghadirkan dan mengoptimalkan lingkungan internet di sekolah melalui pembangunan koneksi internet
• Membentuk dan mempersiapkan tim kerja yang tangguh untuk membangun dan memelihara web sekolah
• Mendigitalisasi materi pendidikantermasuk menciptakan sofware simulasi praktikum agar dapat diakses melalui internet.

5
2.2.2 Tahapan Administrasi
• Persiapan perangkat peraturan perundang-undangan hingga juknis dilapangan
• Sosialisasi peraturan perundang-undangan tersebut keseluruh lapisan masyarakat khususnya pengelola pendidikan
• Membangun sistem informasi pendidkkan berbasis elektronik yang berfungsi untuk mencatat pembayaran biaya pendidikan.
2.3 Metodologi
Rancangan sistem yang akan dibuat untuk mengola data mengenai berbagai hal menjadi suatu interface yang terstruktur dan sistematis yang berfungsi untuk para pengguna untuk dapat mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan secara efektif dan efisien dimana menu aplikasi ini terdiri dari dua bagian, yaitu:
1. eXpert
Pengguna dapat memilih suatu katagori tertentu, content katagori terpilih akan ditampilkan dalam aplikasi pendidikan berbasis elektronik dan informasi yang diediakan. Adapun informasi yang ditampilkan dalam aplikasi eXpert adalah berupa: Pengguna juga dapat menggunakan form pencarian untuk mencari informasi yang dibutuhkan, seperti halnya mata perkuliahan dan sebagainya hanya dengan memasukan kata kunci.
2. Builder
Bagian builder hanya dapat diakses oleh administrator. Administrator mengelolah informasi yang akan diformasikan pada bagian eXpert. Para administrator dapat membuat katagori dan menambahkan content berupa pelajaran/informasi yang dibutuhkan berupa: gambar, materi pembelajaran, rekaman materi pembelajaran, rubrik/diskusi, dan dialog. Administrator juga memiliki wewenang untuk menghapus data dan informasi yang sudah tidak dipergunakan lagi. Diagram konteks (context diagram) adalah suatu gambaran keseluruhan dari proses suatu sistem yang telah dirancang secara garis besar.

6
2.4 Manfaat
Dalam rangka meningkatkan dan memeratakan mutu pendidikan di Indonesia, maka salah satu alternatif pilihan yang dapat diterapakn sebagai peluang dan kekuatan adalah model pembelajaran jarak jauh yaitu pendidikan berbasis elektronik, sehingga masyarakat yang tersebar di seluruh pelosok tanah air (khususnya Kabupaten Muara Enim) dapat dijangkau yang solah tidak terpisah oleh jarak, ruang, dan waktu. Dengan dimikian daerah-daerah yang awalnya sulit disentuh dengan model pendidikan konvensional, tentunya dapat teratasi dengan penerapan IT dalam bidang pendidikan. Hal ini tentunya juga dapat menghemat, ditinjau dari sisi anggaran. Bukankah semakin jauh jarak yang ditempuh untuk mendapatkan informasi dengan cara konvensional memperbesar biaya, belum lagi resiko dan hambatan lain dalam perjalanan.
Manfaat lain dari implikasi IT dalam dunia pendidikan adalah memungkinkan kerja sama antara yang mendidk dan yang dididik untuk berinteraksi meskipun letaknya berjauhan secara fisik. Dahulu seorang murid harus berjalan jauh terlebih dahulu untuk menemui gurunya guna mendiskusikan suatu masalah. Namun kini hal tersebut dapat dilakukan di rumah dengan menggunakan fasilitas internet (mailing Chating). Tugas sekolah, makalah dan bahan untuk penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar menukar data melalui internet via email, ataupun dengan menggunakan mekanismefile sharing dan mailing list. Dengan demikian batasan jarak bukan menjadi maslah lagi.
Pesatnya perkembangan IT khususnya internet, memungkinkan pengembangan layanan informasi yang baik dalam suatu institusi pendidikan. Di lingkungan perguruan tinggi misalnya, pemanfaatan IT bertujuan untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan, sehingga perguruan tinggi dapat menyediakan layanan informasi yang lebih baik kepada komunitasnya, baik di dalam maupun di luar perguruan tinggi tersebut melalui internet. Layanan pendidikan lain yang bisa dilakukan melalui sarana internet yaitu pengadaan materi kulia secara on line, sehingga materi kuliah tersebut dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkan.
Lingkungan akademis pendidikan di Indonesia yang mengenal atau sudah akrab dengan implikasi IT di bidang pendidikan diantaranya UI, ITB, IPB, dan lain-lain.
7

UI misalnya, hampir di setiap fakultas yang terdapat di UI memiliki jaringan yang dapat diakses oleh masyarakat luas. Hal ini tentu sangat membantu bagi calon mahasiswa ataupun mahasiswa, bahkan alumni yang membutuhkan informasi tentang biaya kuliah, kurikulum, dosen pembimbing, atau banyak hal lainnya.
Pada tingkat pendidikan SMA, implikasi IT juga sudah mulai dilakukan kendati masih “ekstrakurikuler” dan belum menjadi kurikulum utama yang diajarkan untuk siswa. IT belum menjasi media data base utama bagi nilai-nilai, kurikulum, siswa, guru atau yang lainnya. Namun kendati demikian, prospek masa depan untuk penggunaan IT di SMA cukup terbuka.
Di samping lingkungan pendidikan, implikasi IT pada kegiatan penelitian sangat urgen keberadaannya. Keberadaan internet dapat dimanfaatkan guna mencari bahan ataupun data yang dibutuhkan untuk kegiatan teersebut melalui mesin pencari pada internet. Situs tersebut sangat berguna pada saat membutuhkan artikel, jurnal atau refrensi yang dibutuhkan
Selain itu sharing informasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan jaringan internet yang sangat dibutuhkan dalam bidang penelitian agar penelitian tidak berulang (reinvent the wheel). Hasil-hasil penelitian di perguruan tinggi dan lembaga penelitian dapat diakses dan digunakan bersama-sama sehinggan mempercepat proses pembangunan, ilmu dan teknologi.
2.5 Hambatan-Hambatan dalam Implementasi
pada kenyataannya penerapan pendidikan berbasis elektronik secara merata di Indonesia tidaklah muda dan tanpa kendalah. Sehingga penggunaan IT dan internet di Indonesia pada umumnya dan Kabupaten Muara Enim khususnya tidak begitu optimal.
Sebagai penyebab utama tidak optimalnya penerapan pendidikan berbasis elektronik di Indonesia, khususnya di Kabupaten Muara Enim antara lain:
Ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang handal dan mengerti tentang penyediaan infrastruktur serta cara pengoperasiannya di level akhir merupakan syarat utama untuk dapat berjalannya pola pendidikan berbasis elektronik. Tanpa adanya sumber daya manusia yang handal pendidikan berbasis elektronik hanya sebagai angan belaka.
8

Oleh karena itu saya menyarankan kepada semua pihak yang peduli dengan peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan di tanah air, khususnya pemerintah,agar berusaha dengan sungguh-sungguh menydiakan tenaga yang handal dan mengerti tentang IT.
Disamping itu kendalah krusial lainnya, seperti peroses transformasi teknologi, infrastruktur telekomunikasi, dan perngkat hukum yang mengaturnya. Infrastruktur dan perangkat hukum yang menjadi landasan operasional pendidikan di Indonesia(Kabupaten Muara Enim) belum cukup memadai untuk menampung perkembangan baru berupa penerapan IT untuk pendidikan.
Selain itu masih terdapat kekurangan mengenai hal pengadaan infrastruktur teknologi informasi, multimedi dan informasi yang merupakan syarat penggunaan IT untuk pendidikan. Hal ini didukung oleh penetrasi komputer (PC) di Indonesia khususnya Kabupaten Muara Enim yang masih rendah.
2.6 Peran Pemerintah
Melihat hambatan dan keterbatasan yang ada, penerapan pendidikan berbasis elektronik di Indonesia bukan hal mudah untuk diterapkan secara merata dalam waktu dekat ini. Namun hal itu bukanlah angan kosong yang tak mungkin terealisasi. Dalam hal ini kebijakan pemeritntah menjadi salah satu suppurt yang harus ada, untuk meningkatkan sejauh mana penerapan teknologi informasi di Indonesia khususnya di Kabupaten Muara Enim
Penggunaan pendidikan berbasis elektronik meski sudah dikenal namun masih belum familier bagi dunia pendidikan di Indonesia termasuk Kabupaten Muara Enim. Pasalnya, pemanfaatan IT ini baru memasuki tahap mempelajari berbagai kemungkinan pengembanganya untuk bidang pendidikan
Kendati upaya-upaya peningkatan kuatlita mutu serta kuantitas yang membawa nama pendidikan telah dilakukan oleh pihak pemerintah. Namun, usaha yang dilakukan pemerintah biasanya hanya bersifat konstitusional demi mendafatkan lulusan dari sekolah yang kompetitif dan siap bersaing secara global. Misalnya dengan menetapkan angka batas minimal kelulusan Ujian Nasional dengan nilai 5,50
9
Akibatnya, alih-alih memperbaiki mutu pendidikan kebijakan tersebut justru membuat semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan, terutama guru dan murid menjadi seperti dikejar target. Karenya berbagai carapun ditempuh guna mencapai nilai tersebut. Namun sayangnya berbagai cara yang ditempuh itu sangat jauh dari upaya penignkatan mutu itu sendiri.
Selain itu, setiap sitem sekolah harus bersifat moderat terhadap teknologi yang memampukan mereka u ntuk belajar dengan lebih cepat, lebih baik, dan lebih cerdas. Dan penerapan teknologi informasi pada sektor pendidikan menjadi kunci untuk menuju model sekolah masa depan yang lebih baik yang dapat mencetak out pot yang hi-tech dan berkualitas
2.7 Peran Pihak Swasta.
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di tanah air, munculnya pendidikan yang dikelola oleh swasta menjadi alternatif pilihan baru. Terlebih lagi jika kualitas pendidikan yang ditewarkan mempunyai nilai lebih dari pendidikan secara formal yang dikelola pemerintah. Tak heran, jika saat ini terutama dikota-kota besar, sekolah berlebel internasional, sekolah global, dan lainnya mendapattempat di hati hasyarakat. Meskipun untuk itu mereka harus mengeluarkan cost yang relatif lebih besar.
Untuk sekolah-sekolah berlebel seperti itu, penerapan pendidikan berbasis elektronik tampaknya lebih terkondisikan untuk diterapkan secara optimal, sepanjang kebijakan dan kemauan pihak sekolah mengarah pada hal tersebut.
Karenanya, kemauan kuat masyarakat untuk memperoleh pendidikan berkualitas tentunya menjadi peluang tersendidri bagi pihak swasta untuk menjadikan pendidikan berbasis elektronik sebagai lahan investasi sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan di tanah air. Namun demikian ketertrikan pihak swasta untuk berinvestasi di dunia pendidikan tak lepas dari peran pemerintah melalui kebijakan yang berfihak kepada investor.


10

BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan:
1. Bermanfaat sebagai salah satu alternatif pilihan yang dapat diterapakn sebagai model pembelajaran jarak jauh yaitu pendidikan berbasis elektronik, sehingga masyarakat yang tersebar di seluruh pelosok tanah air (khususnya Kabupaten Muara Enim) dapat dijangkau yang solah tidak terpisah oleh jarak, ruang, dan waktu. Dengan dimikian daerah-daerah yang awalnya sulit disentuh dengan model pendidikan konvensional, tentunya dapat teratasi dengan penerapan IT dalam bidang pendidikan.
2. Implikasi IT dalam dunia pendidikan juga memungkinkan kerja sama antara yang mendidk dan yang dididik untuk berinteraksi meskipun letaknya berjauhan secara fisik. Dahulu seorang murid harus berjalan jauh terlebih dahulu untuk menemui gurunya guna mendiskusikan suatu masalah. Namun kini hal tersebut dapat dilakukan di rumah dengan menggunakan fasilitas internet (mailing Chating). Tugas sekolah, makalah dan bahan untuk penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar menukar data melalui internet via email, ataupun dengan menggunakan mekanis mefile sharing dan mailing list. Dengan demikian batasan jarak bukan menjadi maslah lagi.
3. Disamping bermanfaat pendidikan berbasis elektronik, juga dalam implikasinya memiliki kendaka yakni belum tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang handal dan mengerti tentang penyediaan infrastruktur serta cara pengoperasiannya di level akhir yang merupakan syarat utama untuk dapat berjalannya pola pendidikan berbasis elektronik. Tanpa adanya sumber daya manusia yang handal pendidikan berbasis elektronik hanya sebagai angan belaka. Oleh karena itu saya menyarankan kepada semua pihak yang peduli dengan peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan di tanah air, khususnya pemerintah,agar berusaha dengan sungguh-sungguh menydiakan tenaga yang handal dan mengerti tentang IT.


11

4. Disamping itu kendalah krusial lainnya, seperti peroses transformasi teknologi, infrastruktur telekomunikasi, dan perngkat hukum yang mengaturnya. Infrastruktur dan perangkat hukum yang menjadi landasan operasional pendidikan di Indonesia(Kabupaten Muara Enim) belum cukup memadai untuk menampung perkembangan baru berupa penerapan IT untuk pendidikan.














12


DAFTAR PUSTAKA
1. Lukito Edi Nugrouo e-Education Model Pendidikan Masa Depa Indonesia
2. http://syopian.net /blogg?p=761
3. http://ardianto.ruangcopi.com/makalah /list abstrak 6php?recordID=116
4. Ifan Kurniawan, Iwan Purwanto, Pemanfaatan e-Education untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran, http://journal.uii.ac.id/indexphp/snati/article/viewfile/956/966
5. http://Iwancors.blogspot.com/2009/05/pemanfaatan e-eduction -untuk html
6. Internet dan Pembelajaran, http://www.google.co.id
7. Majalah Macinfo, Jakarta,2006.












13
SOAL ESSAY
1. Berikan pendapat dan penilaian saudara mengenai perkembangan social network yang tengah marak dewasa ini (contoh: face book atau twiter). Strategi apa yang harus diterapkan oleh orang tua atau masyarakat umum?
2. Jelaskan beberapa tujuan umum konsep keamanan data dan system informasi! Bagaimana penerapannya di lingkungan perusahaan/instansi saudara?
Jawab
1. Adanya perkembangan social network yang marak dewasa ini akan membawa dampak terhadap manusia selaku makhluk social. Dampak tersebut ada yang bersifat posistif dan juag negative.
Dampak yang bersifat positif:
• sebagai tempat mencari kesenangan dan hiburan
• salah satu cara merawat relasi yang sudah ada
• salah satu jalan untuk mencari teman lama
• salah satu cara untuk membangun relasi baru
• sebagai alat untuk membangun kepercayaaan diri
• sebagai kesempatan untuk menjadi orang lain
• sebagai sarana untuk mengangkat masalah-masalah sosial.
Dampak yang bersifat negatif:
• terlalu banyak menghabiskan waktu
• menggunakan profil untuk mempromosikan diri berlebihan
• menipu melalui sosial network
• disalahgunakan untuk tindakan menyimpang seperti pencurian identitas.
Dengan penggunaan social network yang sangat marak dewasa ini masyarakat umum khususnya orang tua agar selalu mengingatkan anak-anak mereka khususnya yang masih remaja agar perkembangan social network tidak digunakan untuk hal-hal yang bersifat negative, tapi gunakanlah untuk hal-hal yang bersifat fositif, sehingga kita tidak akan menemui resiko atau permasalahan yang negative dikemudian hari. Selain itu orang tua harus membentengi anak-anak mereka dengan cara keagaan, yaitu selalu mengingatkan akan hal-al yang baik dan yang buruk serta resikonya dikemudian hari
2. Tujuan umum kosep keamanan sistem informasi, selalu kata kunci yang dirujuk adalah pencegahan dari kemungkinan adanya virus, hacker, cracker dan lain-lain. Padahal berbicara masalah keamanan sistem informasi maka kita akan berbicara kepada kemungkinan adanya resiko yang muncul atas sistem tersebut
Masalah tersebut pada gilirannya berdampak kepada 6 hal yang utama dalam sistem informasi yaitu :
• Efektifitas
• Efisiensi
• Kerahaasiaan
• Integritas
• Keberadaan (availability)
• Kepatuhan (compliance)
• Keandalan (reliability)
Untuk menjamin hal tersebut maka keamanan sistem informasi baru dapat terkriteriakan dengan baik. Adapun kriteria yag perlu di perhatikan dalam masalah keamanan sistem informasi membutuhkan 10 domain keamanan yang perlu di perhatikan yaitu :
1. Akses kontrol sistem yang digunakan
2. Telekomunikasi dan jaringan yang dipakai
3. Manajemen praktis yang di pakai
4. Pengembangan sistem aplikasi yang digunakan
5. Cryptographs yang diterapkan
6. Arsitektur dari sistem informasi yang diterapkan
7. Pengoperasian yang ada
8. Busineess Continuity Plan (BCP) dan Disaster Recovery Plan (DRP)
9. Kebutuhan Hukum, bentuk investigasi dan kode etik yang diterapkan
10. Tata letak fisik dari sistem yang ada
Dari domain tersebutlah isu keamanan sistem informasi dapat kita klasifikasikan berdasarkan ancaman dan kelemahan sistem yang dimiliki. Ancaman adalah aksi yang terjadi baik dari dalam sistem maupun dari luar sistem yang dapat mengganggu keseimbangan sistem informasi. Ancaman yang mungkin timbul dari kegiatan pengolahan informasi berasal dari 3 hal utama, yaitu :
1. Ancaman Alam
2. Ancaman Manusia
3. Ancaman Lingkungan
Standar Pengamanan Sistem Informasi
1. Pengembangan sistem pengamanan paling tidak harus memperhatikan tiga hal penting, yakni (a) Pengamanan secara Teknis; (b) Pengamanan secara Manajemen; dan (c) Pengamanan secara Hukum dan dilakukan pemutakhiran sistem secara berkala.
2. Terhadap pengamanan secara teknis harus memperhatikan standar teknis pengamanan yang ditetapkan oleh instansi yang terkait sesuai dengan sektor tertentu yang menjadi kewenangannya;
3. Terhadap pengamanan secara manajemen, Penyelenggara harus menciptakan prosedur-prosedur yang sesuai dengan pola organisasi manajemen berikut level kewenangannya dan lingkup pekerjaannya.
4. Terhadap pengamanan secara hukum, Penyelenggara harus memperhatikan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan keberadaan sistem tersebut.
Penerapan konsep keamana data dan sistem informasi di instansi saya yaitu di SMA Negeri 1 Rambang Dangku belum begitu baik, penggunaan komputer baru sebatas pengetikan biasa dan penyimpanan data. Sistem keamanan baru sebatas pencegahan terhadap serangan virus, dan kerusakan pada perangkat komputer. Sedangkan ancaman yang lain belum mendapat perhatian.

Rabu, 19 Mei 2010

Blog pribadi

Tugas mahasiswa MM Universitas Bina Darma