Kamis, 10 Juni 2010

PENDIDIKAN BERBASIS ELEKTRONIK DAN KETERBETASAN IMPLEMENTASINYA DI KABUPATEN MUARA ENIM





MATA KULIAH : MANAJEMEN SISTEM INFORMASI
DOSEN PENGASUH : IZMAN HERDIANSYAH, MM, Ph.D

DISUSUN OLEH
NAMA : AMINOTO
NIM : 10251002 D
KONSENTRASI : MANAJEMEN PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN
ANGKATAN XV
UNIVERSITAS BINA DARMA
PALEMBANG
2010

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................i
Daftar Isi ..................................................................................ii
Abstrak ....................................................................................1
BAB I. Pendahuluan ....................................................................................2
1.1 Latar Belakang ....................................................................................2
1.2 Permasalahan ....................................................................................3
BABII Pembahasan ....................................................................................4
2.1 Pengertian, Ruang Lingkup dan Komunitas Pendidikan Berbasis Elektronik..........................................................................4
2.1.1 Pengertian Pendidikan Berbasis Elektronik..........................................................................4
2.1.2 Ruang Lingkup Pendidikan Berbasis Elektronik..........................................................................4
2.1.3 Komunitas Pendidikan Berbasis Elektronik..........................................................................5
2.2 Tahapan Penerapan Pendidikan Berbasis Elektronik..........................................................................5
2.2.1 Tahap Teknis..............................................................................5
2.2.2 Tahap Administrasi........................................................................6
2.3 Metodologi..........................................................................6
2.4 Manfaat.............................................................................7
2.5 Hambatan-Hambatan dalam Implimentasi....................................................................... 8
2.6 Peran Pemerintah..........................................................................9
2.7 Peran Pihak Swasta.............................................................................10
BAB Kesimpulan.........................................................................11
Daftar Pustaka............................................................................13














ii


ABSTRAK
Pendidikan berbasis elektronik merupakan suatu istilah yang digunakan untuk memberi nama pada kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilakukan melalui internet. Pendidikan berbasis elektronik ini juga menunjukkan prospek yang menarik baik bagi pihak lembaga, pendidik, masyarakat, terutama bagi siswa dan mahasiswa.
Pendidikan berbasis elektronik bermanfaat sebagai salah satu alternatif pilihan yang dapat diterapakn sebagai model pembelajaran jarak jauh yaitu pendidikan berbasis elektronik, sehingga masyarakat yang tersebar di seluruh pelosok tanah air (khususnya Kabupaten Muara Enim) dapat dijangkau yang solah tidak terpisah oleh jarak, ruang, dan waktu. Dengan dimikian daerah-daerah yang awalnya sulit disentuh dengan model pendidikan konvensional, tentunya dapat teratasi dengan penerapan IT dalam bidang pendidikan.
Implikasi IT dalam dunia pendidikan juga memungkinkan kerja sama antara yang mendidk dan yang dididik untuk berinteraksi meskipun letaknya berjauhan secara fisik. Seorang murid tidak harus berjalan jauh terlebih dahulu untuk menemui gurunya guna mendiskusikan suatu masalah. Akan tetapi hal tersebut dapat dilakukan di rumah dengan menggunakan fasilitas internet (mailing Chating). Tugas sekolah, makalah dan bahan untuk penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar menukar data melalui internet via email, ataupun dengan menggunakan mekanis mefile sharing dan mailing list. Dengan demikian batasan jarak bukan menjadi maslah lagi.
Disamping bermanfaat pendidikan berbasis elektronik, juga dalam implikasinya memiliki kendala yakni belum tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang handal dan mengerti tentang penyediaan infrastruktur serta cara pengoperasiannya di level akhir yang merupakan syarat utama untuk dapat berjalannya pola pendidikan berbasis elektronik. Tanpa adanya sumber daya manusia yang handal pendidikan berbasis elektronik hanya sebagai angan belaka. Oleh karena itu saya menyarankan kepada semua pihak yang peduli dengan peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan di tanah air, khususnya pemerintah Kabupaten Muara Enim, agar memperhatikan dan berusaha dengan sungguh-sungguh mengenai peningkatan kemampuan sumber daya manusia yang handal dan mengerti tentang IT.
Disamping itu kendalah krusial lainnya, seperti peroses transformasi teknologi, infrastruktur telekomunikasi, dan perngkat hukum yang mengaturnya. Infrastruktur dan perangkat hukum yang menjadi landasan operasional pendidikan di Indonesia(Kabupaten Muara Enim) belum cukup memadai untuk menampung perkembangan baru berupa penerapan IT untuk pendidikan.



1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diera globalisasi sekarang Indonesia mulai berbena diri dibidang pendidikan, dengan mulai mengembangkan pendidikan berbasis elektronik. Hal ini mengingat pendidikan berbasis elektronik begitu banyak memberikan kontribusi positif, dari pendidikan dasar, menengah, hingga kependidikan tinggi, dari pedesaan hingga perkotaan. Namun pada kenyataannya penerapan pendidikan berbasis elektronik secara merata di Indonesia tidaklah muda dan tanpa kendalah. Sehingga penggunaan IT dan internet di Indonesia pada umumnya dan Kabupaten Muara Enim khususnya tidak begitu optimal.
Sebagai penyebab utama tidak optimalnya penerapan pendidikan berbasis elektronik di Indonesia, khususnya di Kabupaten Muara Enim kurangnya ketersediaan sumber daya manusi (SDM) yang handal, dan sejumlah kendalah krusial lainnya, seperti peroses transformasi teknologi, infrastruktur telekomunikasi, dan perngkat hukum yang mengaturnya. Infrastruktur dan perangkat hukum yang menjadi landasan operasional pendidikan di Indonesia belum cukup memadai untuk menampung perkembangan baru berupa penerapan IT untuk pendidikan.
Dalam dokumen Rencana Strategi (Renstra) Pendidikan Nasional 2005 – 2009 yang tertuang dalam Kepmen Diknas No.32 tahun 2005, permasalahan pendidikan di Indonesia dikelompokan menjadi tiga masalah besar, yaitu masalah yang berkaitan dengan: (a) Pamarataan dan perluasan akses pendidikan, (b) mutu, relvansi dan daya saing keluaran (output) pendidikan, dan (c) tata kelola, akuntabilitas dan citra publik tentang pengelolaan pendidikan
Muara Enim merupakan kabupaten di Propinsi Sumatera Selatan yang daerahnya begitu luas, dengan penduduk yang tersebar sampai ke pelosok sehingga masih sulit sekali mendapat akses memadai untuk dapat menunjang pelaksanaan pendidikan berbasis elektronik dengan baik.
2
Demikian juga dengan sarana pendidikan yang masih kurang memadai sehingga untuk penerapan IT dan Internet tidak dapat diterlaksana secara optimal pada institusi pendidikan
Keterbatasan anggaran tidak dapat dipungkiri menyebabkan kurang optimalnya pengembangan pendidikan di Indinesia khususnya di Kabupaten Muara Enim. Namun demikian , kontribusi positif yang besar bagi perkembangan dunia pendidikan, dengan penerapan pendidikan berbasis elektronik sebagai salah stu solusi menerobos keterbatasan pendidikan konvensional yang berlaku saat ini. Untuk itu bagaimanakah seharusnya agar penerapan pendidikan berbasis elektrolik dapat merata di tanah air khususnya di Kabupaten Muara Enim.
B. Permasalahan
Dari uraian di atas dapat dirumuskan permasalahannya:
1. Apakah pendidikan berbasis elektronik serta manfaatnya bagi dunia pendidikan
2. Apakah kendala dalam implementasinya di Indonesia khususnya di Kabupaten Muara Enim.









3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian, Ruang Lingkup dan Komunitas Pendidikan Berbasis Elektronik
2.1.1 Pengertian Pendidikan Berbasis Elektronik
Pendidikan berbasis elektronik merupakan suatu istilah yang digunakan untuk memberi nama pada kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilakukan melalui internet. Pendidikan berbasis elektronik ini juga menunjukkan prospek yang menarik baik bagi pihak lembaga, pendidik, masyarakat, terutama bagi siswa dan mahasiswa. Pendidikan berbasis elektronik mempunyai pengertian:
• Prinsifnya bukan hanya membangun halaman web
• Tidak hanya berkaitan dengan pendigitalan informasi sekolah malalui internet
• Mampu menghadirkan suasana ilmiah di dunia cyber
• Melalui pendidikan berbasis elektronik yang menitikberatkan pembelajaran melalui media komputer dan internernet diharapkan para pelajar dan mahasiswa dapat lebih memperluas ruang gerak dalam memperoleh pendidikan sehingga tidak terpaku pada keterbarasan institusi dan sarana prasarana lainnya.
2.1.2 R uang Lingkup Pendidikan Berbasis Elektronik
• Sistem informasi pendidikan berbasis elektronik (e-Education)
• Chating
• News group
• Web page
• Rencana belajar
• Konsultasi elektronik
• e-Laboratory
• e-Books
• e-News
• Vidio confrence


4
2.1.3 Komunitas Pendidikan Berbasis Elektronik
Internal:
• Penyelenggara institusi pendidikan
• Guru
• Siswa
Eksternal:
• LSM yang konsen terhadap pendidikan
• Pemerintah
• Pengguna lulusan
• Agen Pendidikan
• Orang tua siswa
• Penerbit e-book, e-media
• Penyediah infrastruktur pendidikan berbasis elektronik
• Forum lembaga pendidikan.
2.2 Tahapan Penerapan Pendidikan Berbasis Elektronik
2.2.1 Tahap Teknis
• Penyediaan dan pemanfaatan secara optimalperangkat komputer dalam laboratorium sekolah
• Membangun jaringan lokal dalam laboratorium tersebut
• Menghadirkan dan mengoptimalkan lingkungan internet di sekolah melalui pembangunan koneksi internet
• Membentuk dan mempersiapkan tim kerja yang tangguh untuk membangun dan memelihara web sekolah
• Mendigitalisasi materi pendidikantermasuk menciptakan sofware simulasi praktikum agar dapat diakses melalui internet.

5
2.2.2 Tahapan Administrasi
• Persiapan perangkat peraturan perundang-undangan hingga juknis dilapangan
• Sosialisasi peraturan perundang-undangan tersebut keseluruh lapisan masyarakat khususnya pengelola pendidikan
• Membangun sistem informasi pendidkkan berbasis elektronik yang berfungsi untuk mencatat pembayaran biaya pendidikan.
2.3 Metodologi
Rancangan sistem yang akan dibuat untuk mengola data mengenai berbagai hal menjadi suatu interface yang terstruktur dan sistematis yang berfungsi untuk para pengguna untuk dapat mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan secara efektif dan efisien dimana menu aplikasi ini terdiri dari dua bagian, yaitu:
1. eXpert
Pengguna dapat memilih suatu katagori tertentu, content katagori terpilih akan ditampilkan dalam aplikasi pendidikan berbasis elektronik dan informasi yang diediakan. Adapun informasi yang ditampilkan dalam aplikasi eXpert adalah berupa: Pengguna juga dapat menggunakan form pencarian untuk mencari informasi yang dibutuhkan, seperti halnya mata perkuliahan dan sebagainya hanya dengan memasukan kata kunci.
2. Builder
Bagian builder hanya dapat diakses oleh administrator. Administrator mengelolah informasi yang akan diformasikan pada bagian eXpert. Para administrator dapat membuat katagori dan menambahkan content berupa pelajaran/informasi yang dibutuhkan berupa: gambar, materi pembelajaran, rekaman materi pembelajaran, rubrik/diskusi, dan dialog. Administrator juga memiliki wewenang untuk menghapus data dan informasi yang sudah tidak dipergunakan lagi. Diagram konteks (context diagram) adalah suatu gambaran keseluruhan dari proses suatu sistem yang telah dirancang secara garis besar.

6
2.4 Manfaat
Dalam rangka meningkatkan dan memeratakan mutu pendidikan di Indonesia, maka salah satu alternatif pilihan yang dapat diterapakn sebagai peluang dan kekuatan adalah model pembelajaran jarak jauh yaitu pendidikan berbasis elektronik, sehingga masyarakat yang tersebar di seluruh pelosok tanah air (khususnya Kabupaten Muara Enim) dapat dijangkau yang solah tidak terpisah oleh jarak, ruang, dan waktu. Dengan dimikian daerah-daerah yang awalnya sulit disentuh dengan model pendidikan konvensional, tentunya dapat teratasi dengan penerapan IT dalam bidang pendidikan. Hal ini tentunya juga dapat menghemat, ditinjau dari sisi anggaran. Bukankah semakin jauh jarak yang ditempuh untuk mendapatkan informasi dengan cara konvensional memperbesar biaya, belum lagi resiko dan hambatan lain dalam perjalanan.
Manfaat lain dari implikasi IT dalam dunia pendidikan adalah memungkinkan kerja sama antara yang mendidk dan yang dididik untuk berinteraksi meskipun letaknya berjauhan secara fisik. Dahulu seorang murid harus berjalan jauh terlebih dahulu untuk menemui gurunya guna mendiskusikan suatu masalah. Namun kini hal tersebut dapat dilakukan di rumah dengan menggunakan fasilitas internet (mailing Chating). Tugas sekolah, makalah dan bahan untuk penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar menukar data melalui internet via email, ataupun dengan menggunakan mekanismefile sharing dan mailing list. Dengan demikian batasan jarak bukan menjadi maslah lagi.
Pesatnya perkembangan IT khususnya internet, memungkinkan pengembangan layanan informasi yang baik dalam suatu institusi pendidikan. Di lingkungan perguruan tinggi misalnya, pemanfaatan IT bertujuan untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan, sehingga perguruan tinggi dapat menyediakan layanan informasi yang lebih baik kepada komunitasnya, baik di dalam maupun di luar perguruan tinggi tersebut melalui internet. Layanan pendidikan lain yang bisa dilakukan melalui sarana internet yaitu pengadaan materi kulia secara on line, sehingga materi kuliah tersebut dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkan.
Lingkungan akademis pendidikan di Indonesia yang mengenal atau sudah akrab dengan implikasi IT di bidang pendidikan diantaranya UI, ITB, IPB, dan lain-lain.
7

UI misalnya, hampir di setiap fakultas yang terdapat di UI memiliki jaringan yang dapat diakses oleh masyarakat luas. Hal ini tentu sangat membantu bagi calon mahasiswa ataupun mahasiswa, bahkan alumni yang membutuhkan informasi tentang biaya kuliah, kurikulum, dosen pembimbing, atau banyak hal lainnya.
Pada tingkat pendidikan SMA, implikasi IT juga sudah mulai dilakukan kendati masih “ekstrakurikuler” dan belum menjadi kurikulum utama yang diajarkan untuk siswa. IT belum menjasi media data base utama bagi nilai-nilai, kurikulum, siswa, guru atau yang lainnya. Namun kendati demikian, prospek masa depan untuk penggunaan IT di SMA cukup terbuka.
Di samping lingkungan pendidikan, implikasi IT pada kegiatan penelitian sangat urgen keberadaannya. Keberadaan internet dapat dimanfaatkan guna mencari bahan ataupun data yang dibutuhkan untuk kegiatan teersebut melalui mesin pencari pada internet. Situs tersebut sangat berguna pada saat membutuhkan artikel, jurnal atau refrensi yang dibutuhkan
Selain itu sharing informasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan jaringan internet yang sangat dibutuhkan dalam bidang penelitian agar penelitian tidak berulang (reinvent the wheel). Hasil-hasil penelitian di perguruan tinggi dan lembaga penelitian dapat diakses dan digunakan bersama-sama sehinggan mempercepat proses pembangunan, ilmu dan teknologi.
2.5 Hambatan-Hambatan dalam Implementasi
pada kenyataannya penerapan pendidikan berbasis elektronik secara merata di Indonesia tidaklah muda dan tanpa kendalah. Sehingga penggunaan IT dan internet di Indonesia pada umumnya dan Kabupaten Muara Enim khususnya tidak begitu optimal.
Sebagai penyebab utama tidak optimalnya penerapan pendidikan berbasis elektronik di Indonesia, khususnya di Kabupaten Muara Enim antara lain:
Ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang handal dan mengerti tentang penyediaan infrastruktur serta cara pengoperasiannya di level akhir merupakan syarat utama untuk dapat berjalannya pola pendidikan berbasis elektronik. Tanpa adanya sumber daya manusia yang handal pendidikan berbasis elektronik hanya sebagai angan belaka.
8

Oleh karena itu saya menyarankan kepada semua pihak yang peduli dengan peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan di tanah air, khususnya pemerintah,agar berusaha dengan sungguh-sungguh menydiakan tenaga yang handal dan mengerti tentang IT.
Disamping itu kendalah krusial lainnya, seperti peroses transformasi teknologi, infrastruktur telekomunikasi, dan perngkat hukum yang mengaturnya. Infrastruktur dan perangkat hukum yang menjadi landasan operasional pendidikan di Indonesia(Kabupaten Muara Enim) belum cukup memadai untuk menampung perkembangan baru berupa penerapan IT untuk pendidikan.
Selain itu masih terdapat kekurangan mengenai hal pengadaan infrastruktur teknologi informasi, multimedi dan informasi yang merupakan syarat penggunaan IT untuk pendidikan. Hal ini didukung oleh penetrasi komputer (PC) di Indonesia khususnya Kabupaten Muara Enim yang masih rendah.
2.6 Peran Pemerintah
Melihat hambatan dan keterbatasan yang ada, penerapan pendidikan berbasis elektronik di Indonesia bukan hal mudah untuk diterapkan secara merata dalam waktu dekat ini. Namun hal itu bukanlah angan kosong yang tak mungkin terealisasi. Dalam hal ini kebijakan pemeritntah menjadi salah satu suppurt yang harus ada, untuk meningkatkan sejauh mana penerapan teknologi informasi di Indonesia khususnya di Kabupaten Muara Enim
Penggunaan pendidikan berbasis elektronik meski sudah dikenal namun masih belum familier bagi dunia pendidikan di Indonesia termasuk Kabupaten Muara Enim. Pasalnya, pemanfaatan IT ini baru memasuki tahap mempelajari berbagai kemungkinan pengembanganya untuk bidang pendidikan
Kendati upaya-upaya peningkatan kuatlita mutu serta kuantitas yang membawa nama pendidikan telah dilakukan oleh pihak pemerintah. Namun, usaha yang dilakukan pemerintah biasanya hanya bersifat konstitusional demi mendafatkan lulusan dari sekolah yang kompetitif dan siap bersaing secara global. Misalnya dengan menetapkan angka batas minimal kelulusan Ujian Nasional dengan nilai 5,50
9
Akibatnya, alih-alih memperbaiki mutu pendidikan kebijakan tersebut justru membuat semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan, terutama guru dan murid menjadi seperti dikejar target. Karenya berbagai carapun ditempuh guna mencapai nilai tersebut. Namun sayangnya berbagai cara yang ditempuh itu sangat jauh dari upaya penignkatan mutu itu sendiri.
Selain itu, setiap sitem sekolah harus bersifat moderat terhadap teknologi yang memampukan mereka u ntuk belajar dengan lebih cepat, lebih baik, dan lebih cerdas. Dan penerapan teknologi informasi pada sektor pendidikan menjadi kunci untuk menuju model sekolah masa depan yang lebih baik yang dapat mencetak out pot yang hi-tech dan berkualitas
2.7 Peran Pihak Swasta.
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di tanah air, munculnya pendidikan yang dikelola oleh swasta menjadi alternatif pilihan baru. Terlebih lagi jika kualitas pendidikan yang ditewarkan mempunyai nilai lebih dari pendidikan secara formal yang dikelola pemerintah. Tak heran, jika saat ini terutama dikota-kota besar, sekolah berlebel internasional, sekolah global, dan lainnya mendapattempat di hati hasyarakat. Meskipun untuk itu mereka harus mengeluarkan cost yang relatif lebih besar.
Untuk sekolah-sekolah berlebel seperti itu, penerapan pendidikan berbasis elektronik tampaknya lebih terkondisikan untuk diterapkan secara optimal, sepanjang kebijakan dan kemauan pihak sekolah mengarah pada hal tersebut.
Karenanya, kemauan kuat masyarakat untuk memperoleh pendidikan berkualitas tentunya menjadi peluang tersendidri bagi pihak swasta untuk menjadikan pendidikan berbasis elektronik sebagai lahan investasi sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan di tanah air. Namun demikian ketertrikan pihak swasta untuk berinvestasi di dunia pendidikan tak lepas dari peran pemerintah melalui kebijakan yang berfihak kepada investor.


10

BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan:
1. Bermanfaat sebagai salah satu alternatif pilihan yang dapat diterapakn sebagai model pembelajaran jarak jauh yaitu pendidikan berbasis elektronik, sehingga masyarakat yang tersebar di seluruh pelosok tanah air (khususnya Kabupaten Muara Enim) dapat dijangkau yang solah tidak terpisah oleh jarak, ruang, dan waktu. Dengan dimikian daerah-daerah yang awalnya sulit disentuh dengan model pendidikan konvensional, tentunya dapat teratasi dengan penerapan IT dalam bidang pendidikan.
2. Implikasi IT dalam dunia pendidikan juga memungkinkan kerja sama antara yang mendidk dan yang dididik untuk berinteraksi meskipun letaknya berjauhan secara fisik. Dahulu seorang murid harus berjalan jauh terlebih dahulu untuk menemui gurunya guna mendiskusikan suatu masalah. Namun kini hal tersebut dapat dilakukan di rumah dengan menggunakan fasilitas internet (mailing Chating). Tugas sekolah, makalah dan bahan untuk penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar menukar data melalui internet via email, ataupun dengan menggunakan mekanis mefile sharing dan mailing list. Dengan demikian batasan jarak bukan menjadi maslah lagi.
3. Disamping bermanfaat pendidikan berbasis elektronik, juga dalam implikasinya memiliki kendaka yakni belum tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang handal dan mengerti tentang penyediaan infrastruktur serta cara pengoperasiannya di level akhir yang merupakan syarat utama untuk dapat berjalannya pola pendidikan berbasis elektronik. Tanpa adanya sumber daya manusia yang handal pendidikan berbasis elektronik hanya sebagai angan belaka. Oleh karena itu saya menyarankan kepada semua pihak yang peduli dengan peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan di tanah air, khususnya pemerintah,agar berusaha dengan sungguh-sungguh menydiakan tenaga yang handal dan mengerti tentang IT.


11

4. Disamping itu kendalah krusial lainnya, seperti peroses transformasi teknologi, infrastruktur telekomunikasi, dan perngkat hukum yang mengaturnya. Infrastruktur dan perangkat hukum yang menjadi landasan operasional pendidikan di Indonesia(Kabupaten Muara Enim) belum cukup memadai untuk menampung perkembangan baru berupa penerapan IT untuk pendidikan.














12


DAFTAR PUSTAKA
1. Lukito Edi Nugrouo e-Education Model Pendidikan Masa Depa Indonesia
2. http://syopian.net /blogg?p=761
3. http://ardianto.ruangcopi.com/makalah /list abstrak 6php?recordID=116
4. Ifan Kurniawan, Iwan Purwanto, Pemanfaatan e-Education untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran, http://journal.uii.ac.id/indexphp/snati/article/viewfile/956/966
5. http://Iwancors.blogspot.com/2009/05/pemanfaatan e-eduction -untuk html
6. Internet dan Pembelajaran, http://www.google.co.id
7. Majalah Macinfo, Jakarta,2006.












13
SOAL ESSAY
1. Berikan pendapat dan penilaian saudara mengenai perkembangan social network yang tengah marak dewasa ini (contoh: face book atau twiter). Strategi apa yang harus diterapkan oleh orang tua atau masyarakat umum?
2. Jelaskan beberapa tujuan umum konsep keamanan data dan system informasi! Bagaimana penerapannya di lingkungan perusahaan/instansi saudara?
Jawab
1. Adanya perkembangan social network yang marak dewasa ini akan membawa dampak terhadap manusia selaku makhluk social. Dampak tersebut ada yang bersifat posistif dan juag negative.
Dampak yang bersifat positif:
• sebagai tempat mencari kesenangan dan hiburan
• salah satu cara merawat relasi yang sudah ada
• salah satu jalan untuk mencari teman lama
• salah satu cara untuk membangun relasi baru
• sebagai alat untuk membangun kepercayaaan diri
• sebagai kesempatan untuk menjadi orang lain
• sebagai sarana untuk mengangkat masalah-masalah sosial.
Dampak yang bersifat negatif:
• terlalu banyak menghabiskan waktu
• menggunakan profil untuk mempromosikan diri berlebihan
• menipu melalui sosial network
• disalahgunakan untuk tindakan menyimpang seperti pencurian identitas.
Dengan penggunaan social network yang sangat marak dewasa ini masyarakat umum khususnya orang tua agar selalu mengingatkan anak-anak mereka khususnya yang masih remaja agar perkembangan social network tidak digunakan untuk hal-hal yang bersifat negative, tapi gunakanlah untuk hal-hal yang bersifat fositif, sehingga kita tidak akan menemui resiko atau permasalahan yang negative dikemudian hari. Selain itu orang tua harus membentengi anak-anak mereka dengan cara keagaan, yaitu selalu mengingatkan akan hal-al yang baik dan yang buruk serta resikonya dikemudian hari
2. Tujuan umum kosep keamanan sistem informasi, selalu kata kunci yang dirujuk adalah pencegahan dari kemungkinan adanya virus, hacker, cracker dan lain-lain. Padahal berbicara masalah keamanan sistem informasi maka kita akan berbicara kepada kemungkinan adanya resiko yang muncul atas sistem tersebut
Masalah tersebut pada gilirannya berdampak kepada 6 hal yang utama dalam sistem informasi yaitu :
• Efektifitas
• Efisiensi
• Kerahaasiaan
• Integritas
• Keberadaan (availability)
• Kepatuhan (compliance)
• Keandalan (reliability)
Untuk menjamin hal tersebut maka keamanan sistem informasi baru dapat terkriteriakan dengan baik. Adapun kriteria yag perlu di perhatikan dalam masalah keamanan sistem informasi membutuhkan 10 domain keamanan yang perlu di perhatikan yaitu :
1. Akses kontrol sistem yang digunakan
2. Telekomunikasi dan jaringan yang dipakai
3. Manajemen praktis yang di pakai
4. Pengembangan sistem aplikasi yang digunakan
5. Cryptographs yang diterapkan
6. Arsitektur dari sistem informasi yang diterapkan
7. Pengoperasian yang ada
8. Busineess Continuity Plan (BCP) dan Disaster Recovery Plan (DRP)
9. Kebutuhan Hukum, bentuk investigasi dan kode etik yang diterapkan
10. Tata letak fisik dari sistem yang ada
Dari domain tersebutlah isu keamanan sistem informasi dapat kita klasifikasikan berdasarkan ancaman dan kelemahan sistem yang dimiliki. Ancaman adalah aksi yang terjadi baik dari dalam sistem maupun dari luar sistem yang dapat mengganggu keseimbangan sistem informasi. Ancaman yang mungkin timbul dari kegiatan pengolahan informasi berasal dari 3 hal utama, yaitu :
1. Ancaman Alam
2. Ancaman Manusia
3. Ancaman Lingkungan
Standar Pengamanan Sistem Informasi
1. Pengembangan sistem pengamanan paling tidak harus memperhatikan tiga hal penting, yakni (a) Pengamanan secara Teknis; (b) Pengamanan secara Manajemen; dan (c) Pengamanan secara Hukum dan dilakukan pemutakhiran sistem secara berkala.
2. Terhadap pengamanan secara teknis harus memperhatikan standar teknis pengamanan yang ditetapkan oleh instansi yang terkait sesuai dengan sektor tertentu yang menjadi kewenangannya;
3. Terhadap pengamanan secara manajemen, Penyelenggara harus menciptakan prosedur-prosedur yang sesuai dengan pola organisasi manajemen berikut level kewenangannya dan lingkup pekerjaannya.
4. Terhadap pengamanan secara hukum, Penyelenggara harus memperhatikan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan keberadaan sistem tersebut.
Penerapan konsep keamana data dan sistem informasi di instansi saya yaitu di SMA Negeri 1 Rambang Dangku belum begitu baik, penggunaan komputer baru sebatas pengetikan biasa dan penyimpanan data. Sistem keamanan baru sebatas pencegahan terhadap serangan virus, dan kerusakan pada perangkat komputer. Sedangkan ancaman yang lain belum mendapat perhatian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar